Sumber: Sebelum Tidur (1977)
Analisis Puisi:
Puisi "Serasa Akulah yang Mesti Bercerita" karya Budiman S. Hartoyo adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema penceritaan, kehidupan, perpisahan, dan tanggung jawab dalam menyampaikan cerita. Melalui narasi dalam puisi ini, penyair menggambarkan peran dan tanggung jawab seorang pencerita untuk mengungkapkan realitas dunia dan perasaan manusia.
Penceritaan sebagai Tanggung Jawab: Puisi ini menciptakan perasaan bahwa seorang pencerita merasa memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan cerita yang penting dan bermakna. Meskipun surya terbenam dan bumi resah, pencerita merasa bahwa tugasnya adalah untuk membawa cerita kepada pendengar atau pembaca. Ini mencerminkan peran sastrawan sebagai penyampai pesan dan refleksi tentang realitas.
Relasi Antar Manusia: Puisi ini menunjukkan relasi yang rumit antara pencerita dan pendengar. Pencerita merasa bahwa dirinya adalah yang "mesti bercerita," sementara pendengar tampaknya hanya berbicara tentang derita dan kesulitan. Ini menggambarkan bagaimana pencerita merasa perlu mengambil peran dalam menyampaikan cerita yang lebih luas dan mendalam tentang kehidupan.
Penceritaan sebagai Komunikasi: Puisi ini mengilustrasikan penceritaan sebagai bentuk komunikasi yang penting. Meskipun penceritaan sering kali hanya didengar oleh satu pihak, pencerita merasa bahwa penting untuk berkisah tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk "alam, manusia dan kasih sayang." Ini menyoroti bagaimana sastra dapat berperan dalam menyampaikan pandangan dan pemahaman tentang dunia kepada pembaca atau pendengar.
Perpisahan dan Kepastian Akhir: Penyair menggambarkan perasaan perpisahan dan ketidakpastian yang melekat dalam penceritaan. Pencerita merasa bahwa akhirnya akan berpisah dan menyadari bahwa tangannya adalah "fana." Ini mencerminkan ketidakpastian dalam hidup dan sastrawan yang menyadari keterbatasan waktu dan eksistensi.
Pengungkapan Kehidupan dan Duka: Puisi ini mengungkapkan keinginan pencerita untuk mengisahkan duka manusia, baik itu duka individu maupun duka kolektif. Penyair juga ingin menciptakan pemahaman tentang keadaan dunia yang penuh dengan kekerasan dan perang. Ini menunjukkan peran sastrawan sebagai pengamat dan penyampai realitas yang tidak selalu menyenangkan.
Puisi "Serasa Akulah yang Mesti Bercerita" menggambarkan peran dan tanggung jawab seorang pencerita dalam mengungkapkan cerita kehidupan manusia. Melalui narasi dalam puisi ini, penyair merenungkan peran sastrawan sebagai penyampai pesan dan refleksi tentang realitas, serta sebagai penghubung antara individu dengan dunia yang lebih luas.