Puisi: Syukur (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Syukur" karya Yudhistira A.N.M. Massardi menggambarkan perasaan syukur dan permohonan kepada Tuhan dalam konteks kehidupan sehari-hari yang ...
Syukur

Ya, Allah
Bumi ini nyaris tragis
Jika tidak Kau batasi

Kemarin seseorang menyebut-Mu
Jauh di belakang
Dan Kau sedang bercakap dengan Akhmad

(Ini sedikit terimakasih
Dipujikan para tetangga
Kecuali Sukra)

-- Sukra sedang mencari kerja, ya, Allah
Sejak dua bulan yang lalu --

Ya, Allah
Dengarkan mereka semua
Biarkan giliranku paling akhir

Kami selalu alpa
Tapi mungkin Burhan sudah bilang pada-Mu
Hampir tak ada waktu

-- hampir tak ada waktu lagi --

semoga Kau memahami
sekarang sedang jam kerja

-- jam kerja lagi, ya Allah! --

Oktober, 1978

Sumber: Rudi Jalak Gugat (1982)

Analisis Puisi:

Puisi "Syukur" karya Yudhistira A.N.M. Massardi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan syukur dan permohonan kepada Tuhan dalam konteks kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kesulitan dan kegelisahan. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun puitis, penyair menghadirkan suasana keagamaan yang kental dan keinginan untuk berserah kepada kehendak Tuhan.

Ungkapan Rasa Syukur: Puisi ini menggambarkan rasa syukur kepada Tuhan atas berbagai batasan dan pengarahan-Nya terhadap kehidupan manusia. Penyair mengakui bahwa tanpa batasan dan intervensi Tuhan, kehidupan di bumi akan menjadi tragis. Ungkapan ini mencerminkan kesadaran akan keagungan Tuhan dan ketergantungan manusia pada-Nya.

Dialog dengan Tuhan: Penyair menciptakan suasana dialog antara manusia dengan Tuhan dalam puisi ini. Dengan memanggil nama Allah, penyair mencoba untuk berkomunikasi dan menyampaikan perasaannya kepada-Nya. Meskipun dialog ini terasa sederhana, namun mencerminkan keintiman hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Realitas Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini juga mencerminkan realitas kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kekhawatiran dan kegelisahan. Penyair menggambarkan keadaan seorang yang sedang mencari pekerjaan (Sukra) dan bagaimana keadaan itu menjadi bagian dari permohonan kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keadaan sulit pun, manusia tetap berharap pada pertolongan dan bimbingan Tuhan.

Permohonan dan Keteguhan Hati: Dalam puisi ini, penyair mengekspresikan permohonan dan keinginan yang tulus kepada Tuhan. Meskipun menyadari bahwa manusia seringkali lalai dan terlambat dalam mempersembahkan syukur, penyair tetap mengharapkan pengertian dan pertolongan Tuhan. Hal ini mencerminkan keteguhan hati dan keyakinan yang kuat dalam keagungan Tuhan.

Kesadaran akan Waktu dan Kehendak Tuhan: Penyair menekankan kesadaran akan pentingnya waktu dan kehendak Tuhan dalam kehidupan manusia. Dengan menyatakan bahwa "hampir tak ada waktu lagi", penyair mengingatkan bahwa manusia harus segera bertindak dan berserah diri kepada kehendak Tuhan. Hal ini mencerminkan pemahaman akan pentingnya menghargai setiap momen dan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan.

Puisi "Syukur" adalah sebuah ungkapan syukur dan permohonan kepada Tuhan dalam konteks kehidupan manusia yang penuh dengan kesulitan dan kegelisahan. Melalui bahasa yang sederhana namun puitis, penyair menghadirkan gambaran tentang keintiman hubungan antara manusia dengan Tuhan, serta kesadaran akan keagungan dan kehendak-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Syukur
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.