Puisi: Untuk Ibu-Bapakku (Karya M. Balfas)

Puisi "Untuk Ibu-Bapakku" karya M. Balfas menciptakan gambaran tentang perasaan dan pemikiran seseorang yang merindukan kedua orang tuanya.
Untuk Ibu-Bapakku

Asap lesu peluit kecil
masih ada di atas biru
tiap kali hati berpaling
dari ombak sudah jauh.

Kalau kapalku tidak maju
dan aku dapat kuburan dalam
dalam tidur yang hitam
hatiku masih mau bilang:

Asap lesu peluit kecil
masih menunggu aku pulang,
atau akan kudapati
peluit sudah berhenti
pelabuhan tidak berasap
kapalku mau rapat
tidak ada jalan.

Itu tembok-tembok pada putih
sudah masuk lain bilangan.

1949

Analisis Puisi:
Puisi "Untuk Ibu-Bapakku" karya M. Balfas adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan nuansa nostalgia dan rasa hormat terhadap orang tua. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perasaan dan pemikiran seseorang yang merindukan kedua orang tuanya.

Asap Lesu dan Peluit Kecil: Asap lesu dan peluit kecil adalah gambaran dari pengalaman masa lalu atau kenangan yang masih menghantui pikiran penulis. Mereka menciptakan suasana sepi dan rindu yang membayang-bayangi pikiran penulis ketika dia tidak berada di dekat orang tuanya.

Rindu akan Orang Tua: Puisi ini menciptakan nuansa rindu yang mendalam terhadap orang tua. Penulis merasa seperti dia akan selalu merindukan dan mengingat mereka, bahkan ketika dia tidak berada di sana. Rindu ini menggambarkan cinta dan penghargaan yang mendalam terhadap orang tua.

Kontras Antara Masa Lalu dan Masa Sekarang: Puisi ini menciptakan kontras antara masa lalu dan masa sekarang. Penulis merasa seperti dia mungkin tidak akan bisa kembali ke masa lalu yang indah bersama orang tuanya. Tembok-tembok yang berbeda menunjukkan perubahan dan ketidakmungkinan untuk kembali ke keadaan yang sama.

Pesan Kesetiaan dan Penghormatan: Puisi ini mengandung pesan tentang kesetiaan dan penghormatan terhadap orang tua. Meskipun penulis berada jauh dari mereka, dia masih mempertahankan hubungan emosional yang kuat dan merasa bahwa peluit kecil masih menunggu kepulangannya.

Penutup yang Mengharukan: Penutup puisi ini sangat mengharukan dan penuh dengan perasaan. Kapalku yang "mau rapat" menggambarkan perasaan ingin kembali dan bersatu kembali dengan orang tua, tetapi "tidak ada jalan" menggambarkan rasa keputusasaan karena perubahan waktu dan keadaan.

Puisi "Untuk Ibu-Bapakku" adalah ekspresi perasaan rindu, cinta, dan penghormatan terhadap orang tua. Ini adalah pengingat akan pentingnya hubungan keluarga dan bagaimana kenangan tentang orang tua dapat tetap hidup dalam pikiran dan hati seseorang bahkan ketika mereka jauh di sana.

Puisi
Puisi: Untuk Ibu-Bapakku
Karya: M. Balfas
    Biodata M. Balfas:
    • Nama lengkap Muhammad Balfas.
    • M. Balfas lahir di Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, 25 Desember 1922.
    • M. Balfas meninggal dunia di Jakarta, 5 Juni 1975 (pada umur 52 tahun).
    • M. Balfas termasuk dalam Angkatan '45.
    © Sepenuhnya. All rights reserved.