Puisi: Agustus (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Agustus" karya Yudhistira A.N.M. Massardi mengandung pesan kuat tentang identitas, kemerdekaan, dan kesadaran bangsa Indonesia. Penyair ....
Agustus

Kalau saja, di Pegangsaan itu, dulu
Tak ada seseorang yang menyeru
Dengan bendera dan lagu baru
Tentang hak segala bangsa
Apakah akan ada kemerdekaan?

Bung Karno
Bung Hatta
Hormat kepada bendera
Juga seluruh bangsa
Menyatakan "Merdeka"
Menyatakan "Indonesia"
Dari kaki hingga kepala
Dari kubur yang kabur
Hingga yang merah basah:

Merdeka!!!

Itu adalah "kita"
Bukan "mereka"
Sampai kapan pun
Itu adalah "kita"
Bukan "mereka"!

Tapi mereka selalu ada
Di mana-mana
Tapi kita selalu tak ada
Di mana-mana

"Jadi, yang kita proklamirkan 70 tahun silam itu apa?
Kemerdekaan atau kemerekaan?
Indonesia merdeka atau Indonesia mereka?"

Kenapa kita tiba-tiba terjajah oleh semantika?

Kita bahkan tak tahu lagi siapa kita
Kita bahkan menganggap mereka lebih dari kita
Kita bahkan tak ada
Karena mereka ada!

"Kenapa kita tetap terjajah, tak pernah merdeka?!"

("Huh! Siapa yang tidak bertanya?")

2015

Sumber: 99 Sajak (2015)

Analisis Puisi:
Puisi "Agustus" karya Yudhistira A.N.M. Massardi mengandung pesan kuat tentang identitas, kemerdekaan, dan kesadaran bangsa Indonesia. Penyair menggunakan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai latar belakang untuk merenungkan pertanyaan yang mendasar tentang jati diri dan nasib bangsa.

Kemerdekaan dan Identitas: Puisi ini mulai dengan mencermati momen Proklamasi Kemerdekaan di Pegangsaan, di mana Bung Karno dan Bung Hatta menyatakan "Merdeka" dengan hormat kepada bendera dan seluruh bangsa. Puisi ini menekankan pentingnya mengakui identitas Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan bersatu. Namun, pertanyaan muncul, apakah bangsa ini benar-benar merdeka atau malah menjadi korban keberadaan mereka yang selalu ada (entitas asing, penjajah, atau penguasa luar).

Pertanyaan tentang Kemerdekaan: Puisi ini menampilkan pertanyaan retoris yang menyindir kondisi sosial dan politik Indonesia saat itu dan mungkin juga menggambarkan kebingungan penulis terhadap realitas bangsa. Ada ironi di balik pernyataan kemerdekaan yang disertai dengan pertanyaan mengenai apakah Indonesia benar-benar telah merdeka atau masih dijajah oleh kekuatan-kekuatan lain.

Semantika dan Identitas Bangsa: Penyair menggunakan bahasa sebagai alat untuk merenungkan tentang identitas bangsa. Ia menyoroti pentingnya pemahaman yang tepat tentang makna dan arti kata "merdeka" untuk mencapai identitas yang kuat dan kesatuan sebagai bangsa. Pertanyaan, "Kenapa kita tetap terjajah, tak pernah merdeka?!" menekankan pentingnya menghindari kebingungan dalam semantika dan makna kata-kata dalam konteks perjuangan kemerdekaan.

Kekhawatiran tentang Identitas dan Kesatuan: Puisi ini menyuarakan kekhawatiran penulis tentang kehilangan identitas bangsa Indonesia dan keberadaan yang lebih dominan dari entitas-entitas luar yang mengganggu kesatuan dan kedaulatan bangsa. Ada rasa ketidakpastian tentang jati diri dan nasib Indonesia yang harus dihadapi dan diatasi oleh bangsa itu sendiri.

Puisi "Agustus" adalah suatu refleksi yang tajam tentang identitas dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan menggunakan momen bersejarah Proklamasi Kemerdekaan sebagai latar belakang, puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya memahami dan meneguhkan identitas bangsa, serta kesadaran tentang kemerdekaan sejati sebagai suatu entitas yang merdeka dalam segala aspek kehidupan. Puisi ini mempertanyakan eksistensi bangsa dan memberikan peringatan akan bahaya jika identitas dan kesatuan bangsa diabaikan atau terjajah oleh pihak luar.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Agustus
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.