Analisis Puisi:
Puisi "Gambar Hidup" karya Samiati Alisjahbana membawa pembaca ke dalam sebuah ruang besar yang terdapat suasana yang terorganisir dan teratur, namun disertai dengan ketidaknyamanan yang dihadapi oleh manusia di dalamnya. Puisi ini menggambarkan kegelisahan dan ketidakpuasan dalam pencarian makna hidup dan hiburan.
Deskripsi Ruang dan Ketidaknyamanan: Penyair memulai dengan menggambarkan sebuah ruang besar dengan kursi-kursi yang rapih dan mesin yang berputar teratur. Meskipun tampak teratur, suasana di dalamnya terasa panas. Hal ini mungkin mencerminkan ketidaknyamanan dan hawa panas yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun segalanya terlihat terorganisir.
Gesa-Gesa Manusia dan Pencarian Tempat: Langkah manusia tergesa-gesa masuk ke dalam ruang tersebut, mencari tempat yang baik untuk duduk. Gambar ini mungkin mencerminkan keadaan kehidupan yang tergesa-gesa dan perjuangan manusia untuk menemukan tempat mereka dalam kehidupan yang terorganisir dan kadang-kadang penuh dengan ketidakpastian.
Permainan Gambar Hidup sebagai Metafora: Penyair menyinggung tentang manusia yang mencari "permainan gambar hidup." Ini bisa diartikan sebagai upaya manusia untuk mencari hiburan, arti hidup, atau pengalaman yang lebih dalam. Meskipun mesin berputar dan segalanya tampak terorganisir, kehidupan manusia tetap tidak dapat diprediksi dan penuh dengan tantangan.
Ketidaknyamanan dan Kegelisahan: Hawa panas yang mencekik dan ketidaknyamanan dalam mencari tempat duduk menunjukkan ketegangan dan kegelisahan dalam kehidupan. Pencarian tempat yang baik untuk duduk bisa diartikan sebagai usaha manusia untuk menemukan makna atau kepuasan dalam kehidupan yang mungkin terasa sulit dan tidak nyaman.
Waktu dan Pikiran yang Suram: Penyair menyebutkan bahwa "nanti waktu pikiran suram masih." Ini mungkin merujuk pada keadaan pikiran yang suram atau khawatir yang mungkin terjadi di masa depan. Pencarian hiburan atau makna hidup mungkin hanya bersifat sementara, dan manusia harus menghadapi realitas pikiran yang suram di waktu yang akan datang.
Pembentukan Gambar Hidup: Puisi ini mencapai klimaksnya ketika menyatakan bahwa "gambar hidup ini selesai sudah." Ini bisa diartikan sebagai akhir dari pencarian atau usaha manusia untuk menemukan hiburan atau makna hidup. Mungkin ini adalah penegasan bahwa, terlepas dari upaya manusia, kehidupan tetap penuh dengan ketidakpastian dan keterbatasan.
Gaya Bahasa yang Tegas dan Padat: Penyair menggunakan bahasa yang tegas dan padat, menciptakan gambaran yang kuat dan terasa nyata. Gaya bahasa ini memperkuat pesan puisi dan memungkinkan pembaca merasakan ketegangan dan ketidaknyamanan yang ingin disampaikan oleh penyair.
Dengan merinci elemen-elemen tersebut, puisi "Gambar Hidup" karya Samiati Alisjahbana memberikan gambaran tentang kehidupan yang terorganisir namun penuh dengan ketidaknyamanan dan pencarian makna yang mungkin tidak selalu membuahkan hasil. Puisi ini merangsang pemikiran pembaca untuk merenung tentang kompleksitas hidup dan upaya manusia untuk memahaminya.
Puisi: Gambar Hidup
Karya: Samiati Alisjahbana
Biodata Samiati Alisjahbana:
- Edjaan Tempo Doeloe: Samiati Alisjahbana.
- Ejaan yang Disempurnakan: Samiati Alisyahbana.
- Samiati Alisjahbana lahir di Jakarta, pada tanggal 15 Maret 1930.
- Samiati Alisjahbana meninggal dunia di Honolulu, Hawaii, pada tanggal 15 Agustus 1966 (pada umur 36 tahun).