Puisi: Hari Kemerdekaan (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Hari Kemerdekaan" karya Kirdjomuljo mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kemerdekaan serta menghargai dan merayakan momen-momen ....
Hari Kemerdekaan

Akhirnya tak terlawan olehku
Tumpah di mataku, di mata sahabat-sahabatku
ke hati kita semua
Bendera-bendera dan bendera-bendera
Bendera kebangsaanku
Aku menyerah kepada kebanggaan lembut
Tergenggam satu hal dan kukenal

Tanah di mana kuberpijak berderak
Awan bertebaran saling memburu
Angin meniupkan kehangatan bertanah air
Samat getir yang menikam berkali
Makin samar
Mencapai puncak kepecahnya bunga api
Pecahnya kehidupan kegirangan

Menjelang subuh aku sendiri
Jauh dari tumpahan keriangan di lembah
Memandangi tepian laut
Tetapi aku menggenggam yang lebih berharga
Dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
makin bercahaya makin bercahaya
Dan fajar mulai kemerahan

Sumber: Lembah Pualam (1967)

Analisis Puisi:
Puisi "Hari Kemerdekaan" karya Kirdjomuljo merayakan momen-momen penting dalam sejarah dan memberikan refleksi mendalam tentang makna kemerdekaan. Melalui penggunaan gambaran alam dan elemen-elemen patriotik, puisi ini menggambarkan semangat dan kebanggaan terhadap tanah air yang merdeka.

Tema Puisi

  1. Kemerdekaan sebagai Keberanian: Puisi mencerminkan keberanian dan semangat perjuangan dalam merebut dan meraih kemerdekaan. Bendera-bendera kebangsaan menjadi simbol keberanian dan kebanggaan lembut yang tidak terlawan.
  2. Makna Bendera: Bendera kebangsaan diidentifikasi sebagai simbol kesatuan dan identitas nasional. Puisi menyoroti penghargaan dan penghormatan terhadap bendera sebagai lambang kemerdekaan yang penuh makna.
  3. Pertarungan dan Kemenangan: Gambaran awan yang bertebaran saling memburu menciptakan gambaran pertarungan dan kemenangan dalam mencapai kemerdekaan. Awan dan angin menjadi metafora untuk perjuangan dan semangat nasional yang membara.
  4. Keindahan Kemerdekaan: Deskripsi tentang tanah yang berderak, angin yang membawa kehangatan bertanah air, dan fajar yang mulai kemerahan melibatkan pembaca untuk merasakan keindahan dan kebebasan yang diperoleh dari kemerdekaan.
  5. Pencapaian dan Kegembiraan: Puisi merayakan pencapaian dan kegembiraan seiring dengan puncak kepecahan bunga api. Pecahnya bunga api menjadi simbol dari puncak kehidupan dan kegirangan yang diraih setelah perjuangan.

Gaya Bahasa dan Imajinatif:

  1. Metafora dan Personifikasi: Puisi menggunakan metafora untuk menggambarkan keadaan alam sebagai simbol pertarungan dan perjuangan. Personifikasi diberikan pada tanah yang berderak dan bendera kebangsaan untuk memberikan atribut manusiawi pada elemen alam dan objek.
  2. Imaji yang Kuat: Penggunaan gambaran alam yang kuat, seperti matahari terbit dan awan yang memburu, menciptakan citra yang mendalam dan memikat pembaca untuk meresapi setiap momen dalam puisi.
  3. Pilihan Kata yang Membangkitkan Emosi: Puisi memilih kata-kata yang membangkitkan emosi dan kebanggaan terhadap tanah air. Frasa-frasa seperti "kukenal," "tumpah di mataku," dan "aku menyerah kepada kebanggaan lembut" memberikan nuansa kehangatan dan kecintaan.
Puisi "Hari Kemerdekaan" karya Kirdjomuljo adalah puisi yang merayakan keberanian, semangat perjuangan, dan kegembiraan dalam meraih kemerdekaan. Melalui gambaran alam yang indah dan simbol-simbol patriotik, puisi ini berhasil menciptakan lukisan emosional tentang arti sejati dari kemerdekaan dan kebangsaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kemerdekaan serta menghargai dan merayakan momen-momen bersejarah tersebut.


Puisi
Puisi: Hari Kemerdekaan
Karya: Kirdjomuljo

Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.