Puisi: Indonesia, Tumpah Darahku (Karya Muhammad Yamin)

Puisi "Indonesia, Tumpah Darahku" menciptakan gambaran yang indah tentang alam Indonesia dan mengekspresikan rasa cinta dan kebanggaan terhadap .....
Indonesia, Tumpah Darahku


Bersatu kita teguh
Bercerai kita jatuh

Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai,
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung-gemunung bagus rupanya,
Dilingkari air mulia tampaknya:
Tumpah darahku Indonesia namanya.

Lihatlah kelapa melambai-lambai
Berdesir bunyinya sesayup sampai
Tumbuh di pantai bercerai-berai
Memagar daratan aman kelihatan;
Dengarlah ombak datang berlagu
Mengajari bumi ayah dan ibu,
Indonesia namanya, tanah airku.

Tanahku berderai seberang menyeberang
Mengapung di air malan dan siang
Sebagai telaga dihiasi kiambang,
Sejak malam di hari kelam
Sampai purnama terang benderang;
Di sanalah bangsaku gerangan menompang
Selama berteduh di alam nan lapang.

Tumpah darah Nusa-India
Dalam hatiku selalu mulia
Dijujung tinggi atas kepala
Semenjak diri lahir ke bumi
Sampai bercerai badan dan nyawa,
Karena kita sedarah-sebangsa
Bertanah air di Indonesia

Bangsa Indonesia bagiku mulia
Terjunjung tinggi pagi dan senja,
Sejak syamsiar di langit nirmala
Sampai malam di hari kelam
Penuh bintang cahaya bulan;
Mengapalah mulia, handai dan taulan,
Badan dan nyawa ia pancarkan.

Selama mentari di alam beridar
Bulan dan bintang di langit berkisar;
Kepada bangsaku berani berikrar
Selama awan putih gemawan
Memayungi telaga ombak-ombakan,
Selama itu bangsaku muiawan
Kepada jiwanya kami setiawan.

Ke-Indonesia kami setia
Di manakah ia di hatiku lupa,
Jikalau darah ia di badan dan muka
Berasal gerangan di tanah awal;
Sekiranya selasih batang kemboja
Banyak kulihat ditentang mata
Menutupi mejan ayah dan bunda?

Di batasan lautan penuh gelombang,
Mendaki pantai buih berjuang,
Terderai tanahku gewang-gemewang
Sebagai intan jatuh terberai
Dilingkari kerambil lambai-melambai
Menyanyikan lagu nan indah permai
Di sela ombak memecah ke pantai.

Duduk di pantai tanah permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai,
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung-gemunung bagus rupanya,
Dilingkari air mulia tampaknya:
Tumpah darahku Indonesia namanya.

Memandang 'alam demikian indahnya
Ditutupi langit dengan awannya
Berbilaikan buih putih rupanya,
Rindulah badan ingin dan rewan
Terkenang negeri dengan bangsanya
Berumah tangga selama-lamanya
Penuh peruntungan berbagai sejarahnya.

Pasundan, 26 Oktober 1928

Catatan Admin:
Sumber awal puisi ini adalah dari buku puisi kedua karya Muhammad Yamin yang berjudul Indonesia Tumpah Darahku (1928). Terdapat 88 bait puisi di dalam buku tersebut dan setiap bait menggunakan pola rima akhir aaabccc. Pada halaman ini kami hanya mengutip 10 bait saja.

Analisis Puisi:
Puisi "Indonesia, Tumpah Darahku" karya Muhammad Yamin menggambarkan cinta dan rasa kebanggaan terhadap tanah air Indonesia. Puisi ini mencerminkan semangat nasionalisme dan keindahan alam Indonesia, sambil menyoroti pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Puisi ini dibuka dengan gambaran pantai yang indah, dengan gelombang yang pecah dan berderai di atas pasir terderai. Pemandangan ini memberikan nuansa keindahan alam yang subur, dengan pulau-pulau di lautan hijau dan gunung-gemunung yang tampak megah. Penulis dengan bangga menyebutkan bahwa ini adalah tanah airnya, Indonesia, yang telah menjadi saksi dari lahirnya dirinya.

Penulis juga memperhatikan pohon kelapa yang melambai-lambai di pantai, memberikan suasana yang harmonis dan menenangkan. Suara desiran kelapa menambah keindahan dan kedamaian di tempat tersebut. Penulis melihat kelapa-kelapa tersebut sebagai bentuk pemagaran yang melindungi daratan Indonesia dan memberikan perasaan aman.

Selanjutnya, penulis menggambarkan keunikannya tentang Indonesia. Dia menggambarkan bagaimana tanahnya membentang di berbagai arah, mengapung di air pada malam dan siang hari seperti telaga yang dihiasi dengan kiambang. Penulis menyatakan bahwa selama malam yang kelam sampai purnama yang terang, bangsanya mengandalkan tanah airnya yang lapang.

Di bait-bait berikutnya, penulis menunjukkan perasaan kebanggaannya terhadap Indonesia dan cinta yang ia miliki terhadap tanah airnya. Dia menyatakan bahwa darahnya yang mengalir di tubuhnya adalah darah Indonesia, yang membuatnya selalu merasa mulia. Penulis menghormati dan memuliakan Indonesia, baik dalam hidup maupun ketika ia meninggal.

Muhammad Yamin menggambarkan bahwa bangsa Indonesia bagi penulis adalah bangsa yang mulia dan patut dihormati. Penulis menghadirkan kebanggaan terhadap negaranya dari waktu pagi hingga senja, dari langit yang cerah hingga malam yang gelap dan dihiasi bintang-bintang dan bulan. Setiap saat, penulis merasa Indonesia adalah tempat yang mulia dan bangsanya harus menghormatinya.

Pada akhirnya, penulis menyatakan setia kepada Indonesia dan berjanji untuk selalu memuliakannya. Penulis mengatakan bahwa selama matahari terbit dan terbenam, bulan dan bintang berputar di langit, bangsanya akan bersumpah setia dan berkomitmen untuk menjaga dan menghormati Indonesia. Penulis menyatakan bahwa Indonesia adalah tempat asal darahnya, seperti selasih dan batang kemboja yang tumbuh subur di sana.

Puisi "Indonesia, Tumpah Darahku" menciptakan gambaran yang indah tentang alam Indonesia dan mengekspresikan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air. Puisi ini mengajak kita untuk menghargai keindahan alam Indonesia dan menghormati persatuan bangsa. Melalui ungkapan puisi ini, Muhammad Yamin menginspirasi pembaca untuk mencintai dan membanggakan Indonesia sebagai rumah bagi jiwa dan identitas mereka.

Muhammad Yamin
Puisi: Indonesia, Tumpah Darahku
Karya: Muhammad Yamin

Biodata Muhammad Yamin:
  • Muhammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat.
  • Muhammad Yamin meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta (dimakamkan di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat).
© Sepenuhnya. All rights reserved.