Puisi: Karnaval (Karya Beni R. Budiman)

Puisi "Karnaval" karya Beni R. Budiman menghadirkan gambaran penuh warna dari sebuah perayaan karnaval yang penuh kegembiraan. Dalam keceriaan itu, ..
Karnaval

Dengan pakaian berwarna kita bergaya.
Beriring Dalam barisan bebek. Kita kembali sebagai anak
Pada karnaval hari-hari besar. Wajah bercahaya
Mulut penuh gula-gula. Hari-hari tinggal canda

Siapa punya air mata ? Di sini tak ada kata bernama
Duka. Mimpi dan imaji mengalahkan luka
Derita ibarat bahasa karangan bunga. Kepedihan
Hanya milik pejuang di medan perang. Kesedihan
Melayang. Dunia dihiasi lampu dan umbul-umbul

Pesta terus dirayakan. Karnaval masih berjalan
Parade bergerak lamban. Penyair memilih diam:
Siapa punya air mata? Siapa lebih suka tangisan?

1995

Analisis Puisi:

Puisi "Karnaval" karya Beni R. Budiman menghadirkan gambaran penuh warna dari sebuah perayaan karnaval yang penuh kegembiraan. Dalam keceriaan itu, penyair mempersembahkan sudut pandang yang menarik terhadap kehidupan dan perasaan manusia.

Gaya Bahasa dan Irama: Puisi ini ditulis dengan gaya bahasa yang sederhana namun memikat. Penyair menggunakan kalimat singkat dan padat, menciptakan irama yang mengalir, mirip dengan kegembiraan dan keceriaan yang dirayakan dalam karnaval.

Imaji Karnaval: Puisi membawa pembaca ke dalam suasana karnaval yang meriah, dengan menyajikan gambaran tentang orang-orang berpakaian berwarna, berbaris dengan gaya yang penuh semangat. Imaji ini memberikan kesan kegembiraan dan kebebasan.

Kembali Sebagai Anak: Penyair menyampaikan ide bahwa karnaval membawa orang kembali ke masa anak-anak, di mana kehidupan diisi dengan kepolosan dan kegembiraan. Penuh warna dan penuh gula-gula, karnaval menjadi simbol kebahagiaan sederhana.

Absennya Kesedihan: Penyair mengeksplorasi tema ketiadaan kesedihan dalam suasana karnaval ini. Bahkan, penyair menyatakan bahwa di sana "tak ada kata bernama Duka." Hal ini menciptakan kontras antara kehidupan sehari-hari yang mungkin sarat dengan kesedihan dan karnaval yang penuh kegembiraan.

Pertanyaan Filosofis: Puisi ini menghadirkan pertanyaan filosofis dengan pertanyaan, "Siapa punya air mata? Siapa lebih suka tangisan?" Pertanyaan ini mengundang pembaca untuk merenung tentang sifat manusia yang mungkin cenderung menghindari kesedihan dan lebih memilih kebahagiaan.

Simbolisme: Mimpi, imaji, dan derita diwakili sebagai elemen-elemen simbolis dalam puisi ini. Mereka menjadi bagian dari bahasa metafora yang mendalam, membantu menyampaikan kompleksitas emosi manusia.

Puisi "Karnaval" adalah sebuah puisi yang merayakan keceriaan dan kegembiraan dalam hidup, terutama di tengah-tengah rutinitas yang mungkin penuh dengan kesedihan. Penyair berhasil menggambarkan karnaval sebagai simbol kebebasan dan pengalaman kehidupan yang menyenangkan. Dalam keberagaman warna dan keceriaan, puisi ini menciptakan gambaran kehidupan yang dinamis dan penuh semangat.

Puisi
Puisi: Karnaval
Karya: Beni R. Budiman

Biodata Beni R. Budiman:
  • Beni R. Budiman lahir di desa Dawuan, Kadipaten, Majalengka, pada tanggal 10 September 1965.
  • Beni R. Budiman meninggal dunia di Bandung pada tanggal 3 Desember 2002.
© Sepenuhnya. All rights reserved.