Analisis Puisi:
Puisi "Mula Segala" karya Bahrum Rangkuti adalah sebuah kisah perjalanan spiritual dan filosofis yang memaparkan perjalanan hidup penulis dari lahirnya hingga saat ini, dengan fokus pada pengalaman keluarganya, warisan budayanya, dan pencariannya akan arti hidup dan agama.
Narasi Perjalanan Hidup: Puisi ini dimulai dengan narasi tentang kelahiran penulis, si Ucok, di Pulau Tagor, Galang. Penulis mengaitkan kelahirannya dengan garis waktu sejarah dan geografi yang kental, menunjukkan pentingnya asal-usul dan sejarah dalam identitasnya.
Warisan Budaya dan Agama: Penyebutan kakeknya, Batahan Rangkuti, dan warisan agama Islam yang diterimanya menyoroti pengaruh budaya dan agama dalam kehidupan penulis. Ayahnya, Muhammad Tosib Rangkuti, juga menjadi bagian penting dalam perjalanan spiritualnya, memberikan dasar keimanan yang kuat.
Perjalanan Spiritual: Puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual penulis dari Medan ke Manado, menyoroti rintangan dan pengalaman yang membentuk pemahaman dan keimanan yang mendalam. Penulis menekankan pentingnya keyakinan dan amal ayahnya dalam membentuk jalan hidupnya.
Pertentangan Batin: Penyair mencerminkan pertentangan batin antara kesenangan duniawi dan panggilan spiritual. Konflik antara kehidupan bermain-main dan kesadaran akan kehidupan yang penuh makna dan tanggung jawab spiritual menggambarkan pertarungan dalam dirinya.
Pertanyaan Filosofis: Puisi ini juga memunculkan pertanyaan filosofis tentang arti hidup, keberadaan, dan tujuan. Pertanyaan tentang apakah hidupnya sudah mencapai tujuan sejatinya menjadi refleksi dari pencariannya akan makna dan pemahaman tentang dirinya sendiri dan hubungannya dengan alam semesta.
Kesadaran Spiritual: Puisi ini mencapai puncaknya dengan kesadaran spiritual tentang pentingnya kasih, pengabdian, dan pertanggungjawaban. Penyair mengakhiri puisi dengan pengakuan tentang cinta Tuhan dan luasnya pengaruh-Nya dalam kehidupan manusia.
Puisi "Mula Segala" karya Bahrum Rangkuti adalah sebuah perjalanan spiritual dan filosofis yang menggambarkan warisan budaya, pengalaman hidup, pertentangan batin, pertanyaan filosofis, dan kesadaran spiritual. Melalui puisi ini, penyair merenungkan arti hidup dan keberadaannya dalam konteks sejarah, budaya, dan agama, mengeksplorasi perjalanan hidupnya menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya sendiri dan hubungannya dengan alam semesta dan Tuhan.