Puisi: Sajak Rumah Terbakar (Karya Upita Agustine)

Puisi "Sajak Rumah Terbakar" menciptakan atmosfer yang gelap dan dramatis, menggambarkan kehancuran yang menyertai perubahan dalam hidup.
Sajak Rumah Terbakar

Dalam kobaran
Kelam kelambu sutera
Pecah kaca mainan
Jenawi hilang hulu
Dan gong terbang
Sesayup bunyi

Sajak rumah terbakar
Jenawi disepuh harga
Ada gunjing di bawah gonjong
Tentang harga mati dan nilai hidup

Sajak rumah terbakar
Dimulai perjalanan
Pulang menyulam harga hidup

1986

Sumber: Proses Kreatif Jilid 4 (2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Rumah Terbakar" karya Upita Agustine menciptakan gambaran yang kaya akan metafora dan simbol, menggambarkan perasaan kehilangan dan perubahan.

Metafora Rumah Terbakar: Puisi dimulai dengan gambaran rumah yang terbakar, sebuah metafora yang kuat. Rumah yang terbakar mencerminkan kehancuran dan perubahan dramatis dalam kehidupan. Api di sini dapat diartikan sebagai simbol dari perubahan mendalam atau krisis.

Kelambu Sutera dan Kaca Mainan: "Kelambu sutera" dan "kaca mainan" memberikan sentuhan keindahan dan kepolosan yang kontras dengan gambaran kehancuran. Ini mungkin mencerminkan kehilangan atas keindahan dan kemurnian dalam kehidupan akibat peristiwa tragis.

Jenawi dan Gonjong: Nama-nama seperti "Jenawi" dan "gonjong" memberikan nuansa lokal dan budaya pada puisi ini. Mereka mungkin merujuk pada tempat atau simbol-simbol yang memiliki makna mendalam dalam konteks tertentu.

Gunjing Tentang Harga Mati dan Nilai Hidup: "Tentang harga mati dan nilai hidup" menciptakan refleksi tentang filosofi hidup dan kehidupan. Puisi ini bisa menjadi panggilan untuk merenungkan arti sejati dari kehidupan dan kehilangan, serta menggali nilai-nilai yang mendasarinya.

Perjalanan Pulang dan Menyulam Harga Hidup: Baris terakhir "Dimulai perjalanan / Pulang menyulam harga hidup" memberikan harapan dan kemungkinan pemulihan setelah kejadian tragis. Menyulam di sini mungkin diartikan sebagai tindakan memperbaiki dan merajut kembali hidup yang sebelumnya hancur.

Puisi "Sajak Rumah Terbakar" menciptakan atmosfer yang gelap dan dramatis, menggambarkan kehancuran yang menyertai perubahan dalam hidup. Puisi ini memanfaatkan imageri yang kuat dan makna mendalam untuk merangsang perenungan tentang arti hidup dan perjalanan menuju pemulihan.

Upita Agustine
Puisi: Sajak Rumah Terbakar
Karya: Upita Agustine

Biodata Upita Agustine:
Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, M.P., (nama lengkap Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib atau nama pena Upita Agustine) lahir pada tanggal 31 Agustus 1947 di Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.