Puisi: Malam (Karya Rustam Effendi)

Puisi | Malam | Karya | Rustam Effendi | Runduk mantari masuk peratai/ Meniduri bumi memeluk memp'lai/ Lindap cahaya, lemas suwarai, ... Merimah mata
Malam


Runduk mantari masuk peratai.
Meniduri bumi memeluk memp'lai.
Lindap cahaya, lemas suwarai,
Merimah mata menyapuh permai.

Jingga angkasa sut'ra tudungan.
Diselangi merah perada awan.
Sampai ke gunung, puncak melawan
Terampai undung di dada t'galan.

Lumbut mendadung rakyat udara.
Cahaya bungsu mengilang tera.
Salam kudian pada tentara
Tidurlah Dian penyuluh ind'ra.

Limbur menelan sabur yang lemas.
Peranglah malam menyerang emas.
Hilang cahaya datang Cuaca.
Menerang dupa merayu Chalas.

Gilang kencana putri purnama.
Memelang Laman sulaman Dewa.
Daun digubah perak perada.
Tersiur simbah ditiup Paw'na.

Sunyi senyaplah kian yang hidup.
Engap Pawana sayup bertiup.
Mencucur ambar k'hati yang rusuh.
Meliput sukar jantung yang gaduh.


Catatan:
Paw'na = Dewa angin.

Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Malam" karya Rustam Effendi adalah:
  1. Penggambaran Keindahan Alam: Puisi ini menggambarkan keindahan malam dengan menggunakan bahasa-bahasa yang indah dan imaji yang kuat. Contohnya, kata-kata seperti "runduk mantari," "jingga angkasa sut'ra," "limbur menelan sabur yang lemas," dan "gilang kencana putri purnama" menciptakan gambaran visual yang memukau.
  2. Personifikasi Alam: Dalam puisi ini, alam dan unsur-unsur alam diberikan atribut manusia. Contohnya, malam "menyerang emas" dan "menerang dupa," sementara Pawana dan Chalas disebut sebagai entitas yang berinteraksi dengan lingkungan.
  3. Kontras dan Perubahan Suasana: Puisi ini menggambarkan perubahan suasana dan kontras antara cahaya dan kegelapan, sunyi dan senyap, serta kehidupan dan keheningan malam. Hal ini menciptakan dinamika yang menarik dalam puisi.
  4. Penggunaan Istilah dan Istilah Klasik: Puisi ini menggunakan beberapa istilah dan istilah klasik seperti "peratai," "sut'ra," "perada," dan "paw'na." Hal ini memberikan nuansa keindahan dan kekayaan budaya dalam puisi.
Puisi "Malam" karya Rustam Effendi menggambarkan keindahan malam dengan bahasa yang indah dan imaji yang kuat. Personifikasi alam, kontras dalam suasana, dan penggunaan istilah klasik menjadi elemen menarik dalam puisi ini.

Rustam Effendi
Puisi: Malam
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.