Puisi: Perempuan (Karya Upita Agustine)

Puisi "Perempuan" karya Upita Agustine menggambarkan peran dan makna yang dimiliki oleh perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Perempuan


Yang membentang sajadah di belakang suaminya
Yang memberi air hidup darah dagingnya
Yang mengalunkan dendang dalam tangis anak anaknya
Yang membisikkan dongeng sebelum tidur
Yang melafaskan doa bagi turunannya
Perhiasan suaminya

Nenek dari nenek kita
Ibu dari ibu kita
Ibu dari turunan kita
Ibu dari pemimpin kita

Perempuan
Di arus waktu menderas hilir
Menurunkan beribu persalinan

Adalah
Tambatan hati kita


1993

Sumber: Nyanyian Anak Cucu (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan" karya Upita Agustine menggambarkan peran dan makna yang dimiliki oleh perempuan dalam kehidupan sehari-hari.

Peran dan Pengorbanan Perempuan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka membentang sajadah di belakang suaminya, memberi air hidup bagi keluarganya, dan melibatkan diri dalam berbagai aktivitas yang menandai pengorbanan dan dedikasi mereka terhadap keluarga.

Puisi sebagai Penghargaan: Puisi ini bisa dianggap sebagai bentuk penghargaan dan pujian terhadap perempuan, terutama dalam peran sebagai istri, ibu, dan nenek. Pencipta puisi menonjolkan nilai-nilai positif yang dimiliki oleh perempuan, seperti kesetiaan, kebijaksanaan, dan kelembutan hati.

Sajadah sebagai Metafora: Sajadah yang disebutkan dalam puisi dapat dianggap sebagai metafora bagi peran perempuan yang khusyuk dan tulus dalam menjalankan tanggung jawabnya. Mereka tidak hanya sekadar melakukan tugasnya, tetapi melibatkan hati dan jiwa mereka sepenuhnya.

Rantaian Generasi: Puisi ini menyoroti rantaian generasi perempuan, mulai dari nenek hingga turunan dan pemimpin masa kini. Ini menciptakan pemahaman tentang bagaimana nilai-nilai dan warisan perempuan dilestarikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Keberadaan Perempuan dalam Berbagai Peran: Dalam puisi ini, perempuan tidak hanya didefinisikan oleh peran domestiknya, tetapi juga sebagai figur yang terlibat dalam memimpin, mengajar, dan mendidik. Hal ini mencerminkan kompleksitas dan multi-dimensi peran perempuan dalam masyarakat.

Air dan Dendang sebagai Metafora Kehidupan: Penggunaan kata-kata seperti "memberi air hidup" dan "mengalunkan dendang" dapat dianggap sebagai metafora keberlanjutan dan keindahan kehidupan yang dipersembahkan oleh perempuan. Mereka tidak hanya memberi materi, tetapi juga memberi makna dan kehangatan pada kehidupan sehari-hari.

Pesan Kesetaraan dan Penghargaan: Meskipun puisi ini fokus pada peran perempuan dalam konteks tradisional, namun pesannya bisa juga menciptakan pemahaman tentang pentingnya kesetaraan dan penghargaan terhadap perempuan di berbagai lapisan masyarakat.

Puisi "Perempuan" menciptakan gambaran yang indah tentang peran dan makna perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui metafora dan penggunaan kata-kata yang indah, puisi ini membawa pembaca untuk merenung tentang nilai-nilai yang dimiliki oleh perempuan dan pentingnya peran mereka dalam pembentukan kehidupan dan masyarakat.

Upita Agustine
Puisi: Perempuan
Karya: Upita Agustine

Biodata Upita Agustine:
Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, M.P. (nama lengkap Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib atau nama pena Upita Agustine) lahir pada tanggal 31 Agustus 1947 di Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.