Puisi: PUASA (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "PUASA" karya Aspar Paturusi menggambarkan refleksi sederhana namun mendalam tentang makna sejati dari puasa dalam konteks spiritualitas dan ...
PUASA

bila hanya menahan lapar dan haus
kutahu, apalah arti puasa bagimu
lapar dan haus kau geluti setiap hari

kau selalu gembira menyongsong puasa
makan minum lebih teratur, katamu
jelang buka kau telah bersila di mesjid
puasa pun jadi nikmat bagimu

kau yakin pada limpahan rezeki
banyak orang beramal di bulan puasa
banyak pula penerima sedekah

kau mendongak ke langit:
“tentu aku amat senang, Tuhan
jika semua bulan kami berpuasa”
kau senyum, tertunduk malu

Jakarta, 23 Juli 2010

Analisis Puisi:

Puisi "PUASA" karya Aspar Paturusi menggambarkan refleksi sederhana namun mendalam tentang makna sejati dari puasa dalam konteks spiritualitas dan kehidupan sehari-hari.

Penolakan Pemahaman Konvensional: Penyaimenolak pandangan yang sempit tentang puasa sebagai sekadar menahan lapar dan haus. Dia menyoroti bahwa untuk beberapa orang, penderitaan lapar dan haus adalah kenyataan sehari-hari, sehingga puasa harus memiliki makna yang lebih dalam.

Pengalaman Pribadi: Puisi ini mencerminkan pengalaman pribadi seseorang yang melihat puasa sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas spiritual dan koneksi dengan Tuhan. Meskipun puasa melibatkan menahan lapar dan haus, penyaimenekankan bahwa puasa seharusnya membawa kegembiraan dan nikmat dalam mendekati kehidupan yang lebih beribadah.

Kebahagiaan dalam Keteraturan: Penyair menunjukkan bahwa rutinitas puasa memberikan struktur dan keteraturan dalam hidup sehari-hari. Dia merasa senang menyongsong bulan puasa karena membawanya ke dalam keadaan spiritual yang lebih terorganisir dan terarah.

Percaya pada Rezeki: Puisi ini mencerminkan keyakinan seseorang pada limpahan rezeki dan berkah selama bulan puasa. Meskipun menahan diri dari makanan dan minuman, penyaiyakin bahwa Tuhan akan memberikan banyak berkat kepada mereka yang beramal dan memberi sedekah selama bulan suci ini.

Kesadaran dan Rasa Malu: Penyaimerenungkan rasa syukur dan rasa malu dalam keterlibatannya dengan puasa. Dia menyadari bahwa kebahagiaan yang diberikan oleh puasa seharusnya dilihat sebagai anugerah Tuhan, sambil merasa malu atas ketidaksempurnaannya dalam menjalankan ibadah.

Puisi ini mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang makna puasa sebagai bentuk ibadah, koneksi spiritual, dan rasa syukur terhadap limpahan berkah. Penyaimengajak pembaca untuk merenungkan kembali makna sejati dari puasa dan menemukan kebahagiaan dalam pengabdian kepada Tuhan.

Aspar Paturusi
Puisi: PUASA
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.