Puisi: JAKARTA (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "JAKARTA" menggambarkan perjalanan kota Jakarta selama empat puluh tujuh tahun dan merinci transformasi serta tantangan yang dihadapi oleh ...
JAKARTA


pertama kali aku mengenalmu
empat puluh tujuh tahun lalu
ke mana-mana terasa gampang
di bus aku selalu duduk tenang

kata macet tak dikenal
tak ada teriakan copet
malam, tak ada rasa takut
yang panas, cuma suhu politik

siang malam, kehidupan mengalir
lurus atau berkelok, tak ada gentar

setahun kemudian aku datang
angin perubahan mulai kencang
hotel indonesia jadi kebanggaan
setelah itu orde lama tumbang

jakarta,
kau terus dilanda perubahan
goresan sejarahmu kian keras
suhu politik penuh tegangan tinggi

di jalan, di kantor, di rumah
di mana saja, bertaburan kekerasan

cahaya malammu terang benderang
namun wajah warga tampak tak tenang
bagaikan memendam suatu kerinduan
akan tampilnya pemimpin cemerlang

ibarat mencari kekasih yang telah tiada
sia-sia merindukan wajahmu yang lama


Jakarta, 28 Januari 2012

Analisis Puisi:
Puisi "JAKARTA" menggambarkan perjalanan kota Jakarta selama empat puluh tujuh tahun dan merinci transformasi serta tantangan yang dihadapi oleh ibu kota Indonesia.

Evolusi Jakarta Sebagai Kota: Puisi membuka dengan pengakuan bahwa penyair mengenal Jakarta empat puluh tujuh tahun lalu. Ini mencerminkan evolusi panjang kota dari masa lalu hingga sekarang.

Ketentraman dan Kenyamanan Awal: Pada awalnya, suasana Jakarta digambarkan sebagai tempat yang damai, dengan bus yang membuat perjalanan mudah dan tanpa masalah. Konsep kemacetan dan keamanan menjadi tidak dikenal pada masa itu.

Perubahan Sosial dan Politik: Puisi menyoroti perubahan signifikan yang terjadi setahun kemudian, dengan kebanggaan yang berkembang terhadap Hotel Indonesia dan runtuhnya Orde Lama. Ini mencerminkan perubahan sosial dan politik yang mengguncang Jakarta dan Indonesia.

Tantangan Kota Modern: Penggambaran yang kian keras tentang perubahan yang dihadapi Jakarta mencakup tegangan tinggi dalam suhu politik dan bertaburnya kekerasan di berbagai lapisan masyarakat. Kota yang semula tenang menjadi panggung tantangan dan ketidakpastian.

Pergolakan Politik dan Keinginan akan Pemimpin: Puisi menyuguhkan gambaran pergolakan politik, di mana masyarakat merindukan pemimpin yang cemerlang dan bermutu. Keinginan akan pemimpin yang mampu memberikan kestabilan dan kemajuan terdengar sebagai kerinduan dalam puisi.

Analogi Mencari Kekasih yang Tiada: Penutup puisi membawa analogi mencari kekasih yang telah tiada. Ini menggambarkan kerinduan yang sia-sia dan harapan akan kembali pada masa yang lebih baik.

Puisi "JAKARTA" karya Aspar Paturusi menjadi refleksi dari dinamika sosial, politik, dan kultural yang telah dialami oleh kota Jakarta. Dengan nuansa nostalgia, puisi ini menggambarkan perjalanan Jakarta yang penuh perubahan dan tantangan menuju keberlanjutan dan kemajuan. Paturusi menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menyampaikan pesannya tentang transisi kota dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Aspar Paturusi
Puisi: JAKARTA
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.