Puisi: Ketika Berangkat Kuliah (Karya Gunoto Saparie)

Puisi "Ketika Berangkat Kuliah" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan sang penyair menuju kampus untuk ....
Ketika Berangkat Kuliah, 1975


antara patehan kidul sampai purwanggan
aku menghela angin dan harapan
menikmati gelisah detik arloji di tangan
hanyut pada arus lalu lintas jalan

pasar ngasem, kraton, yudanegaran
kulewati dengan cepat dan tergesa
menoleh sepintas ke kantor eka ardhana
kukejar jam kuliah dasar-dasar pembelanjaan

antara patehan kidul sampai purwanggan
mimpi-mimpiku tercecer sepanjang perjalanan
kukayuh sepeda tua dengan keringat berleleran
kubunyikan bel saat lihat emha termenung sendirian


2020

Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Berangkat Kuliah" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan sang penyair menuju kampus untuk kuliah. Melalui bahasa yang sederhana dan imaji yang kuat, penyair berhasil menyampaikan perasaan gelisah, harapan, dan pengalaman sehari-hari yang dialaminya selama perjalanan. Mari kita analisis lebih lanjut tentang makna dan pesan yang terkandung dalam puisi ini.

Perjalanan Menuju Kampus: Puisi ini menggambarkan perjalanan penyair menuju kampus, dari patehan kidul sampai purwanggan. Penggunaan lokasi-lokasi khas Yogyakarta seperti pasar ngasem, kraton, dan yudanegaran menambah nuansa lokal dan khas dalam puisi ini.

Gelisah dan Harapan: Penyair menggambarkan dirinya menghela angin dan harapan selama perjalanan. Hal ini mencerminkan gelisah dan keinginan yang muncul sebelum kuliah, mungkin karena berbagai perasaan campur aduk tentang pelajaran, teman-teman, atau harapan masa depan.

Hanyut pada Arus Lalu Lintas Jalan: Penyair menyatakan bahwa dia hanyut pada arus lalu lintas jalan. Ini bisa mencerminkan perasaan tersesat atau terbawa arus rutinitas sehari-hari dalam menghadapi kesibukan lalu lintas di jalan.

Kegiatan Sehari-hari yang Dilewati: Puisi ini mencatat kegiatan sehari-hari penyair yang melewati pasar ngasem, kraton, dan yudanegaran dengan cepat dan tergesa. Kemudian, dia menjalani kuliah dasar-dasar pembelanjaan di kampus.

Mimpi-mimpi Tercerai Sepanjang Perjalanan: Selama perjalanan, penyair merasa bahwa mimpi-mimpinya tercecer. Ini mungkin menggambarkan kenyataan sehari-hari dan rutinitas yang membuatnya melupakan atau menunda impian-impian pribadi.

Keunikan dan Kecintaan akan Kampus: Penyair menyampaikan penggunaan sepeda tua dalam perjalanan kuliah, yang menunjukkan keunikan dan kecintaan akan kampus serta lingkungannya.

Puisi "Ketika Berangkat Kuliah" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan seorang mahasiswa menuju kampus dan perasaan serta pengalaman yang dialami selama perjalanan. Puisi ini mencerminkan gelisah, harapan, dan kenyataan sehari-hari dalam menghadapi rutinitas dan kehidupan kuliah. Penggunaan lokasi-lokasi khas Yogyakarta memberikan nuansa lokal dan khas dalam puisi ini, sementara keunikan dan kecintaan akan kampus ditonjolkan dengan menggunakan sepeda tua sebagai sarana perjalanan. Puisi ini menyampaikan perasaan dan pengalaman yang bisa terhubung dengan banyak mahasiswa yang mengalami perjalanan menuju kampus.

Foto Gunoto Saparie
Puisi: Ketika Berangkat Kuliah
Karya: Gunoto Saparie


BIODATA GUNOTO SAPARIE

Lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar Kadilangu, Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Pertama Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Kendal, Akademi Uang dan Bank Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Sedangkan pendidikan nonformal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab, Gemuh, Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab, Gemuh, Kendal.

Selain menulis puisi, ia juga mencipta cerita pendek, kritik sastra, esai, dan kolom, yang dimuat di sejumlah media cetak terbitan Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, dan Prancis. Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981),  Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996),  Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, 2019). Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004).  Novelnya Selamat Siang, Kekasih dimuat secara bersambung di Mingguan Bahari, Semarang (1978) dan Bau (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2019).

Ia juga pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015). Sejumlah puisi dan cerita pendeknya termuat dalam antologi bersama para penyair lain. Ia juga menulis puisi berbahasa Jawa (geguritan) di Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Ia menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta), Tanahku (Semarang), Delik Hukum Jateng (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang), Pemimpin Redaksi Radio Gaya FM (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Faktual (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Otobursa Plus (Semarang), dan Redaktur Legislatif (Jakarta).

Saat ini ia menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, dan Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua Kelompok Studi Seni Remaja (KSSR) Kendal, Ketua Pelaksana Dewan Teater Kendal, Sekretaris Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Jawa Tengah, Wakil Ketua Ormas MKGR Jawa Tengah, Fungsionaris DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Sekretaris DPD Badan Informasi dan Kehumasan Partai Golkar Jawa Tengah, dan Sekretaris Bidang Kehumasan DPW Partai Nasdem Jawa Tengah.

Bersama keluarga tinggal di Jalan Taman Karonsih 654, Ngaliyan, Semarang 50181. Bisa dihubungi melalui email gunotosaparie@ymail.com
© Sepenuhnya. All rights reserved.