Postingan

Puisi: Tuan Nuh (Karya Hasan Aspahani)

Tuan Nuh Akulah penumpang yang terjun dari kapalmu terbuai landai pantai yang tiba-tiba surut Akulah pen…

Puisi: Ironi (Karya Mustafa Ismail)

Ironi Hati manusia sudah beku, ketuklah terus sampai kau merasa hidup menjadi lebih indah dan mereka sadar…

Puisi: Untuk Apa Menulis Puisi

Untuk Apa Menulis Puisi Terkadang kita terperangkap oleh ketidakbenaran lalu mengawini ketidakjujuran ke…

Puisi: Alue Naga (Karya Mustafa Ismail)

Alue Naga Di jembatan Lamnyong kulihat matahari sudah condong ke barat kau masih saja berpura-pura. Bermain …

Puisi: Jika Kita Diam Saja

Jika Kita Diam Saja Berniat dan mampu Berkeinginan dan mau bekerja Harus bekerja! Kita harus mengikat s…

Puisi: Roda Hidup (Karya D. Kemalawati)

Roda Hidup Untuk sebuah ban dalam aku duduk di tepi jalan menyaksikan roda telanjang diputar penambal den…

Puisi: Lilin-Lilin dalam Diri (Karya D. Kemalawati)

Lilin-Lilin dalam Diri Tak bergegas menjadi lilin biarkan malam tanpa lentera desah dalam senyap sayap-say…

Puisi: Yang Tergenggam dan Yang Hilang

Yang Tergenggam dan Yang Hilang Telah lepas berbagai kata Menyapa matahari Telah bermanik kata Menatap c…

Puisi: Anting di Antara Rahang Kau dan Aku (Karya D. Kemalawati)

Anting di Antara Rahang Kau dan Aku Kau dan aku sepasang anting di antara rahang terlanjur meruang (ruan…

Puisi: Cahaya, Masuklah ke Dalam Sajakku (Karya D. Kemalawati)

Cahaya, Masuklah ke Dalam Sajakku Aku tak ingin kegelapan merendah matahari biar sajaknya menjelma cahaya me…
© Sepenuhnya. All rights reserved.