Puisi: Pancaran Hidup (Karya Amal Hamzah)

Puisi "Pancaran Hidup" karya Amal Hamzah mengekspresikan refleksi atas realitas sosial di mana kemiskinan dan kesulitan hidup terlihat begitu jelas.
Pancaran Hidup

Di pagi hari
Aku berangkat bekerja
Tampak olehku seorang laki-laki
Mengorek-ngorek tong mencari nasi.

Sepintas hatiku sedih
Terasa miskin badan sendiri
Di tengah kekayaan negeri raya
Awak menjadi perminta-minta.

Lalu mataku menoleh ke padanya
Tampak tegap-teguh semata
Tiada cacat membuat celaka.

Hatiku marah:
Orang begini tak perlu dikasihani
Di dunia Allah penuh rezeki
Ia tinggal bermalas diri.

Sumber: Pembebasan Pertama (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Pancaran Hidup" karya Amal Hamzah menyoroti pertemuan penulis dengan seorang laki-laki yang sedang mencari nasi di tong sampah.

Realitas Sosial: Penyair mengekspresikan refleksi atas realitas sosial di mana kemiskinan dan kesulitan hidup terlihat begitu jelas. Puisi ini menunjukkan kontras yang tajam antara kekayaan yang melimpah di sebuah negara dan keberadaan seseorang yang harus mencari makanan di tong sampah.

Pertemuan dengan Masyarakat Marginal: Puisi ini membawa pembaca pada pertemuan penyair dengan laki-laki tersebut, yang menimbulkan perasaan sedih dan kesedihan terhadap kondisinya. Terdapat rasa keterkejutan dan pertanyaan mengapa dalam sebuah dunia yang seharusnya penuh dengan berkah, ada orang yang harus hidup dalam keadaan seperti itu.

Kontras dalam Pemandangan: Penyair menggambarkan perasaan kebingungan dan kemarahan atas ketidakadilan di tengah-tengah kehidupan yang seharusnya penuh dengan kesempatan dan rezeki. Ada ketidaksetujuan atas realitas sosial yang tidak adil, di mana keberadaan seseorang yang hidup dalam kemiskinan terkesan tidak sepadan dengan kekayaan negara.

Refleksi dan Pertanyaan: Puisi ini merujuk pada perenungan pribadi tentang kehidupan dan keadilan sosial. Penyair mempertanyakan mengapa seseorang harus hidup dalam kemiskinan di tengah kekayaan yang melimpah di negara tersebut. Ini memberikan pemikiran tentang masyarakat dan masalah sosial yang lebih besar.

Emosi dan Kesadaran: Puisi ini menyoroti emosi dari rasa sedih dan kemarahan pada realitas yang tidak adil. Juga, ia menandakan kesadaran dan kepedulian penyair terhadap kondisi masyarakat yang kurang beruntung.

Puisi "Pancaran Hidup" memberikan pandangan kritis terhadap realitas sosial yang dihadapi oleh masyarakat marginal di tengah-tengah kemegahan dan kekayaan suatu negara.

Amal Hamzah
Puisi: Pancaran Hidup
Karya: Amal Hamzah

Biodata Amal Hamzah:
  • Amal Hamzah lahir pada tanggal 31 Agustus 1922 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Amal Hamzah meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1987 di Duisdorf, Jerman Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.