Puisi: Kebiasaan Kecil Makan Coklat (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Kebiasaan Kecil Makan Coklat" menggambarkan kecemasan, kebingungan, dan perasaan cinta yang rumit melalui metafora sehari-hari.
Kebiasaan Kecil Makan Coklat


"Aku tak suka kakimu berbunyi."
"Ini coklat, seperti cintaku padamu."

James Saunders membuat drama dari kereta dan permen coklat di situ, menyusun persahabatan dari orang-orang yang tak bisa saling menemani: Kita adalah kegugupan bersama, sejak berusaha mencari arti lewat permen coklat, dan kutu pada lipatan baju. Jangan menyusun flu di situ, seperti menyusun jendela kereta dari dialog-dialog Romeo. Tetapi Suyatna ingin menemani sebuah dunia, sebuah pentas, dengan dekor dan baju-baju, pita- pita pada jalinan rambut sebahu.

Tak ada stasiun kereta pada kerut keningmu, seperti kegelisahan membuat pesta di malam hari. Lihat di luar sana, orang masih percaya pada semacam kebahagiaan, seperti memasukkan seni peran dalam tas koper. Tetapi kenapa kau tinggalkan dirimu dalam toilet. Jangan ledakkan sapu tanganmu, dari kebiasaan kecil seperti itu.

Aih, biarlah kaki itu terus berbunyi, makan coklat terus berlalu, kutu-kutu di baju, cinta yang penuh kegugupan ditonton orang. Tetapi jangan simpan terus ia di situ, seperti dewa-dewa berdebu dalam koper, berusaha memberi arti dengan mengisap permen gula.

Ini coklat untukmu.

Jangan mengenang diri seperti itu.


1994

Sumber: Arsitektur Hujan (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Kebiasaan Kecil Makan Coklat" karya Afrizal Malna menghadirkan gambaran kehidupan sehari-hari dalam metafora kebiasaan kecil dan makan coklat yang mengandung makna tersembunyi.

Tema Kehidupan Sehari-hari dan Kecemasan: Puisi ini mencerminkan kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kebiasaan kecil dan kesibukan, namun juga mewakili kegelisahan, kecemasan, dan kebingungan di balik rutinitas.

Metafora Kecemasan dan Kebiasaan Kecil: Penyair menggunakan coklat sebagai metafora untuk mengekspresikan perasaan cinta atau hubungan yang kompleks. Ada kekhawatiran dan kebingungan di tengah keintiman atau perhatian yang seharusnya lebih sederhana.

Referensi Sastra dan Drama: Dalam penyajian puisi, terdapat referensi ke teater dan drama yang disusun untuk menyoroti kegugupan dan kekosongan manusia. Referensi ke dialog Romeo menambah dimensi dramatis yang menguatkan kebingungan dan kesulitan dalam menjalin hubungan.

Penolakan Diri Sendiri dan Kecemasan: Ada gambaran penolakan diri sendiri dan kecemasan tersembunyi, yang disamarkan di balik rutinitas dan kebiasaan sehari-hari.

Penutup yang Menggugah: Akhir puisi menekankan pada pentingnya untuk tidak terjebak dalam kebiasaan yang menggiring pada kecemasan dan menyuruh untuk tidak terus menerus mengingat kenangan yang membuat pahit.

Puisi "Kebiasaan Kecil Makan Coklat" menggambarkan kecemasan, kebingungan, dan perasaan cinta yang rumit melalui metafora sehari-hari. Menyajikan kontras antara kebiasaan kecil dengan kedalaman emosi manusia, puisi ini mendorong pembaca untuk mempertimbangkan makna di balik kegiatan sehari-hari yang sederhana. Makan coklat menjadi lambang perjalanan emosional yang tersembunyi di balik kehidupan sehari-hari.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Kebiasaan Kecil Makan Coklat
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.