Puisi: Surabaya (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Surabaya" karya Mustofa Bisri adalah sebuah karya sastra yang mengangkat semangat perlawanan dan keberanian dari warga Surabaya dalam .....
Surabaya

Jangan anggap mereka kalap
jika mereka terjang senjata sekutu lengkap.
Jangan dikira mereka nekat
karena mereka cuma berbekal semangat
melawan seteru yang hebat.
Jangan sepelekan senjata di tangan mereka
atau lengan yang mirip kerangka.
Tengoklah baja di dada mereka
Jangan remehkan sesobek kain di kepala
tengoklah merah putih yang berkibar
di hati mereka
dan dengar pekik mereka
Allahu Akbar!

Dengarlah pekik mereka
Allahu Akbar!
Gaungnya menggelegar
mengoyak langit
Surabaya yang murka.
Allahu Akbar
menggetarkan setiap yang mendengar.
Semua pun jadi kecil.
Semua pun tinggal seupil.
Semua menggigil.

Surabaya,
O, kota keberanian.
O, kota kebanggaan.
Mana sorak-sorai takbirmu
yang membakar nyali kezaliman?
Mana pekik merdekamu
yang menggeletarkan ketidakadilan?
Mana arek-arekmu yang siap
menjadi tumbal kemerdekaan
dan harga diri
menjaga ibu pertiwi
dan anak-anak negeri.
Ataukah kini semuanya ikut terbuai
lagu-lagu satu nada
demi menjaga
keselamatan dan kepuasan
diri sendiri.

Allahu Akbar!
Dulu Arek-arek Surabaya
tak ingin menyetrika Amerika
melinggis Inggris
menggada Belanda
murka pada Gurka.
Mereka hanya tak suka
kezaliman yang angkuh mereja-lela
mengotori persada.
Mereka harus melawan
meski nyawa yang menjadi taruhan
karena mereka memang pahlawan

Surabaya.
Di manakah kau sembunyikan
Pahlawanku?

Sumber: Pahlawan dan Tikus (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Surabaya" karya Mustofa Bisri adalah sebuah karya sastra yang mengangkat semangat perlawanan dan keberanian dari warga Surabaya dalam menghadapi invasi tentara sekutu pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Puisi ini menggambarkan keberanian dan semangat juang para pejuang Surabaya yang siap melawan kezaliman dan menjaga harga diri serta kemerdekaan.

Keberanian dan Semangat Juang: Puisi ini menonjolkan keberanian dan semangat juang yang tinggi dari penduduk Surabaya. Mereka tidak takut melawan musuh yang kuat dan memiliki senjata lengkap. Meskipun berhadapan dengan keadaan yang sulit dan musuh yang hebat, mereka tetap bersemangat untuk melawan dan mempertahankan kemerdekaan.

Penggambaran Karakter Pejuang: Penulis menggambarkan para pejuang Surabaya sebagai individu yang memiliki semangat dan tekad kuat. Mereka siap berkorban, bahkan dengan menghadapi risiko nyawa, untuk melawan kezaliman dan menjaga harga diri serta martabat bangsa.

Identitas dan Kebanggaan: Puisi ini mengangkat identitas dan kebanggaan Surabaya sebagai kota keberanian dan kebanggaan. Pahlawan-pahlawan dari Surabaya menolak tunduk pada penjajah dan siap melawan untuk menjaga kehormatan dan kemerdekaan negeri.

Pekik "Allahu Akbar": Pekik "Allahu Akbar" digunakan sebagai simbol semangat dan keberanian para pejuang. Pekik ini menggambarkan tekad yang kokoh dan keyakinan yang mendalam dalam melawan penjajah, serta menghadapi risiko dengan penuh keyakinan.

Kritik Sosial: Puisi ini juga mengandung kritik sosial terhadap sikap masa kini yang terkadang lebih mementingkan diri sendiri daripada menjaga kehormatan dan kemerdekaan bangsa. Penulis mengajak untuk mengingat semangat juang para pahlawan dan menjaga nilai-nilai keberanian serta keadilan.

Pertanyaan Penuh Tanya: Puisi ini diakhiri dengan pertanyaan retoris yang menggambarkan rasa kehilangan dan keprihatinan. Penulis mencari keberadaan pahlawan yang telah berjuang dengan gigih demi kemerdekaan dan mempertanyakan apakah semangat tersebut masih ada dalam masyarakat modern.

Puisi "Surabaya" karya Mustofa Bisri adalah sebuah karya yang membangkitkan semangat perlawanan dan keberanian dari warga Surabaya dalam menghadapi penjajahan. Melalui bahasa yang kuat dan imaji yang mendalam, puisi ini menggambarkan nilai-nilai kepahlawanan, identitas kota, dan harapan untuk tetap menjaga semangat juang dan kemerdekaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai luhur yang harus dijaga dan diperjuangkan demi masa depan bangsa.

Mustofa Bisri
Puisi: Surabaya
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.