Puisi: Permainanmu (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Permainanmu" karya Amir Hamzah menciptakan gambaran tentang sebuah permainan yang menggambarkan dinamika kekuasaan, pengkhianatan, dan ...
Permainanmu

Kau keraskan kalbunya
bagi batu membesi benar
timbul telangkaimu bertongkat urat
ditunjang pengacara petah fasih.

Di hadapan lawanmu
tongkatnya melingkar merupa ular
tangannya putih , putih penyakit
kekayaanmu nyata terlihat terang.

Kakasihmu ditindasnya terus
tangan tapi bersembunyi
mengunci bagi pateri
kalbu ratu rat rapat.

Kau pukul raja-dewa
sembilan cambuk melecut dada
putera mula penganti diri
pergi kembali ke asal asli.

Bertanya aku kekasihku
permainan engkau permainkan
kau tulis kau paparkan
kau sampaikan dengan lisan.

Bagaimana aku menimbang
kau lipu lipatkan
kau kelam kabutkan
kalbu ratu dalam genggammu.

Kau hamparkan badan
di tubir bibir penaka durjana
jadi tanda di hari muka.

Bagaimana aku menimbang
kekasihku astana sayang
ratu restu telaga sempana
kekasihku mengunci hati
bagi tali disimpul mati.

Sumber: Nyanyi Sunyi (1937)

Analisis Puisi:
Puisi "Permainanmu" karya Amir Hamzah menciptakan gambaran tentang sebuah permainan yang menggambarkan dinamika kekuasaan, pengkhianatan, dan kehidupan cinta.

Kekuasaan dan Pengkhianatan: Puisi dimulai dengan gambaran tentang seseorang yang menunjukkan kekuatan dan ketegasan dalam permainan atau pertempuran. Ada penggambaran figur yang keras dan kuat, siap untuk menghadapi lawan dengan segala keberanian. Namun, di balik kekuatan itu, ada unsur pengkhianatan yang tersirat, di mana kekasih atau figur yang dicintai tampaknya menjadi korban dari permainan atau strategi yang tak terduga.

Konflik Batin dan Penyimpangan: Dalam hubungan dengan kekasih, terjadi pertarungan antara hati dan akal sehat. Meskipun cinta dan kesetiaan hadir, namun juga ada rasa curiga dan kebingungan. Penggambaran "kalbu ratu dalam genggammu" menggambarkan konflik batin yang mendalam antara kesetiaan dan keraguan.

Simbolisme dan Metafora: Amir Hamzah menggunakan banyak simbolisme dan metafora untuk menyampaikan pesan dalam puisinya. Tongkat, ular, dan cambuk mungkin melambangkan kekuatan, tipu muslihat, dan hukuman. Ini memberikan kedalaman dan kompleksitas pada interpretasi puisi.

Pertanyaan dan Pencarian Makna: Puisi ini menampilkan pembicara yang bertanya tentang permainan atau strategi yang digunakan oleh kekasihnya. Ada upaya untuk memahami maksud di balik tindakan dan kata-kata yang digunakan, namun, kebingungan dan ketidakjelasan terus mewarnai pikiran pembicara.

Kesimpulan yang Pahit: Puisi ini mencapai puncaknya dengan penggambaran kekasih yang mengunci hatinya "bagi tali disimpul mati." Ini adalah gambaran pahit tentang pengkhianatan dan kehilangan cinta, di mana hubungan yang pernah kuat dan berharga kini berakhir dengan kesedihan dan keputusasaan.

Puisi "Permainanmu" karya Amir Hamzah adalah puisi yang sarat dengan konflik emosional, kebingungan batin, dan kontradiksi antara cinta dan pengkhianatan. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang kaya, Amir Hamzah menggambarkan kerumitan hubungan manusia dan keabadian penderitaan dalam cinta.
Tengku Amir Hamzah
Puisi: Permainanmu
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.