Puisi: Ulang Tahun dalam Penjara (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Ulang Tahun dalam Penjara" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan seorang yang sedang merayakan ulang ....
Ulang Tahun dalam Penjara
Kepada Saikin dan Alibasah


(1)


Telah setahun yang lalu
depan dan belakang putih bisu
tapi suaramu jernih riang.

Telah setahun yang lalu
harapan dan impian hanya dinding
tapi matamu menyorotkan kepastian.


(2)


Sebuah rangka rumah
hitam menjadi arang
asap putih membubung tinggi.

Sebuah danau hijau
kecipak perahu di dayung
gelombang lemah di dasar hati.


(3)


Jalan berkelok dan mendaki
terjal tanah berbatu
dari rumah menuju pancuran.

Jalan berkelok dan mendaki
licin tanah berlumpur
hidup kini menuju hari depan.


(4)


Alangkah tenangnya hutan
kicau burung menyongsong pagi.
Alangkah hijaunya hutan
kicau burung menyongsong hari.

Alangkah megahnya hari depan
kita daki gunung tinggi.
Alangkah megahnya kebanggaan
menunjuk ke dada sendiri.


(5)


Sebuah gunung hijau
kini gundul saja.
Kampung-kampung lumat, hutan tinggal abu
api merah, darah pun merah.

Sebuah lembah subur
kini gersang, riak-riak siang hari.
Ternak musnah, rumah musnah
kolam ikan retak-retak dasarnya.


(6)


Ingatkah kau kepada tawa dan teriak anak-anak
yang mengacungkan tangan serentak, "Hurip!"
Ingatkah kau kepada sorot mata meminta perlindungan
yang menadahkan tapak tangan, "Kasihan ...?"

Meski menadahkan tangan, percuma saja
sia-sia mereka meratap, "Kasihan ..."
Tiada lagi yang tertawa, tiada teriakan
tiada lagi yang mengacungkan tangan, "Hurip!"


(7)


Kadang-kadang kecewa dan putus asa
'ku rangkul bumi hitam yang kucintai
memeluk bencana yang mengintip usia
degupan tresna mendebar keras
mendera tubuhku bangkit kembali.

Kadang-kadang kecewa dan putus asa
'ku teriakkan sesak dada padat nestapa
melengking ke ujung lembah
menggaung ke punggung gunung
yang menyeringai, menista.

Kadang-kadang kecewa dan putus asa
'ku lari ke keamanan rumah
namun sesak terasa
'ku dengar rintih anak-anak diterkam serigala
memanggil daku, ayahnya.


(8)


Kadang-kadang masih kusangsi
jalan yang telah kutempuh menuju Matahari
namun impian menyadarkan daku dari impian.
 
Kadang-kadang masih 'ku sangsi
telah 'ku susun batu-batu pendiri hari depan lebih baik
namun kenyataan menyadarkan daku melihat kenyataan.


(9)


Kalau kamarmu gelap dan depek
udara mengganggang angin mati.
Kalau jendelamu sempit dan bulat
dirimu terpanggang, kecewa pun menjadi.

Kalau kau teraling dinding tinggi
langkah terhambat, pandangan terhambat.
Kalau pintumu hitam dan berat
dirimu terasing, dendam pun bangkit.


(10)


Meski duniaku hijau dan terang
dedaunan berdesir, angin menyilir
dinding lebih tinggi dari segala dinding
menghadang langkahku, mematikan suaraku.

Setiap sepuluh langkah ke depan
dan sepuluh langkah ke samping.
Setiap sepuluh kata 'ku ucapkan
berdiri sebuah dinding.


(11)


Telah setahun yang lalu
depan dan belakang putih bisu
tapi suaramu jernih riang.

Telah setahun yang lalu
harapan dan impian hanya dinding
tapi langkahmu menandakan keyakinan.


Sumber: Cari Muatan (1959)

Analisis Puisi:
Puisi "Ulang Tahun dalam Penjara" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan seorang yang sedang merayakan ulang tahunnya di dalam penjara. Puisi ini menyampaikan gambaran tentang perjuangan, penderitaan, dan kekecewaan yang dialami oleh narator yang merasa terbatas dalam kebebasan fisiknya, namun tetap teguh dalam keyakinan dan harapannya.

Perjuangan dan Keterbatasan: Puisi ini menggambarkan perjuangan dan keterbatasan yang dirasakan oleh narator yang berada dalam penjara. Meskipun dikelilingi oleh dinding penjara yang menghambat geraknya, narator tetap berusaha untuk menjalani kehidupannya dengan penuh semangat.

Harapan dan Impian: Meskipun narator berada dalam situasi yang sulit, ia masih memiliki harapan dan impian yang kuat. Ia menghadapi dinding-dinding harapan dan impian yang tidak dapat diwujudkan, tetapi langkahnya tetap menandakan keyakinan dalam melangkah maju.

Kontras Alam Luar dengan Penjara: Penyair menggunakan kontras alam luas dan indah dengan kondisi penjara yang terbatas dan suram untuk menekankan perasaan penahanan dan kebebasan terbatas narator. Alam digambarkan sebagai tempat yang indah dan bebas, sementara penjara menggambarkan kesempitan dan keterbatasan.

Penggunaan Irama dan Ritme: Puisi ini memiliki irama dan ritme yang khas dengan pengulangan dan aliterasi tertentu, menciptakan aliran yang harmonis dan reflektif. Rima yang digunakan tidak terlalu rumit, tetapi memberikan kelembutan dan nada yang mendalam pada isi puisi.

Sentimen Emosional: Puisi ini mencerminkan sentimen emosional yang kuat dari narator yang merayakan ulang tahunnya di dalam penjara. Ia merasa terbatas secara fisik, tetapi semangat dan keyakinannya tidak tergoyahkan. Perasaan kecewa, putus asa, dan kesedihan juga tercermin dalam puisi ini, tetapi narator masih mencoba untuk melawan rasa terpuruk dan tetap berpegang pada harapan dan impian.

Puisi "Ulang Tahun dalam Penjara" karya Ajip Rosidi adalah sebuah puisi yang menggambarkan perasaan narator yang merayakan ulang tahunnya di dalam penjara. Meskipun menghadapi penderitaan dan keterbatasan fisik, narator tetap teguh dalam keyakinan dan harapannya. Puisi ini mengeksplorasi tema perjuangan, harapan, dan kekecewaan, serta menyampaikan pesan tentang kekuatan semangat manusia dalam menghadapi situasi yang sulit.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Ulang Tahun dalam Penjara
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.