Puisi: Permintaan Seorang yang Tersekap di Nanking (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Permintaan Seorang yang Tersekap di Nanking" adalah ungkapan emosional dari penderitaan dan keputusasaan di tengah-tengah kebrutalan perang, ..
Permintaan Seorang yang Tersekap di Nanking, Selama Lima Tahun Itu
- buat Agam Wispi

Tuhanku, komandanku, Engkau, siapapun Engkau, pergilah
dari Nanking

di luar kamar
malam hanya menghafal
lolong langit anjing -

pergilah dari kamp, dari kamp,
pergilah dari harap yang tersisa
seperti sekam,

berangkatlah dari kawat duri yang sabar,
dari Revolusi,
dari percobaan sebesar ini

Tuhanku, siapapun Engkau, pergilah
dari Nanking,
tinggalkan stasiun
ke salju dan danau, cantumkan cahaya Baikal
di malam yang sebentar,
dan sematkan sekilas bulan yang runcing
seperti leontin

Sampai pada lanskap ini tak ada lagi yang baka,
tak ada yang beku
sebeku titah-Mu, mungkin
sebeku nama-Mu.

Tuhanku, siapapun Engkau, pergilah
dari Nanking.

1996-1997

Analisis Puisi:

Puisi "Permintaan Seorang yang Tersekap di Nanking" karya Goenawan Mohamad merupakan ekspresi yang penuh dengan keputusasaan dan kerinduan akan kebebasan.

Latar Belakang Sejarah: Puisi ini merujuk pada peristiwa yang tragis dan penuh penderitaan di kota Nanking selama Perang Tiongkok-Jepang pada tahun 1937. Nanking menjadi saksi dari pembantaian massal dan kebrutalan yang dilakukan oleh pasukan Jepang terhadap warga sipil dan tentara Tiongkok.

Permohonan untuk Kebebasan: Penyair, melalui suara dalam puisi, memohon kepada Tuhan atau kekuatan yang lebih besar untuk membebaskannya dari kengerian dan penderitaan yang dia alami di Nanking. Dia merindukan kebebasan dari kamp interniran dan keputusasaan yang melanda.

Gambaran Malam yang Suram: Malam di Nanking digambarkan sebagai masa yang penuh dengan ketakutan dan kesedihan. Suara anjing yang melolong dan kehampaan malam menjadi simbol dari kegagalan dan kekosongan yang dirasakan di tengah-tengah penderitaan.

Keputusasaan dan Kehampaan: Penyair merasa terjebak di tengah situasi yang tidak memiliki harapan. Permintaannya kepada Tuhan atau kekuatan ilahi untuk meninggalkan Nanking mengungkapkan keputusasaan dan kerinduan akan kebebasan dan kedamaian.

Simbolisme Alam dan Lanskap: Penyair menggunakan gambaran alam seperti salju, danau, dan bulan untuk merujuk pada keindahan dan ketenangan yang kontras dengan kekerasan dan kekacauan di Nanking. Lanskap yang tenang dan damai menjadi harapan untuk melarikan diri dari kengerian kota yang terkepung.

Akhir yang Terbuka: Puisi ini berakhir dengan permohonan yang terus-menerus kepada Tuhan untuk meninggalkan Nanking, namun tanpa kepastian bahwa permintaannya akan dikabulkan. Ini menciptakan perasaan kehampaan dan ketidakpastian yang menggantung.

Dengan demikian, puisi "Permintaan Seorang yang Tersekap di Nanking" adalah ungkapan emosional dari penderitaan dan keputusasaan di tengah-tengah kebrutalan perang, sambil merindukan kebebasan dan kedamaian yang hilang.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Permintaan Seorang yang Tersekap di Nanking
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.