Puisi: Manila, Musim Panas 1970 (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Manila, Musim Panas 1970" merenungkan kehidupan sehari-hari di kota besar, dengan segala kompleksitas, keindahan, dan ketidakpastiannya.
Manila, Musim Panas 1970


Cahaya benderang, musik merdu dan para remaja tertawa bahagia
Kusaksikan belaka dalam ketenangan senja Taman Luneta;
Cahaya remang, musik brisik dan teriakan-teriakan histeris jang buas
Kusaksikan sendiri dalam keriuhan klub-klub malam sepanjang Roxas.
 
Angin sejuk, pohon hijauh, alam 'nak masuk dalam dada yang jadi lapang
Kuhirup diam-diam sambil merenungi danau Taal terhampar tenang;
Udara busuk, gedung-gedung tua dan sampah tertimbun di sudut-sudut gang gelap
Kusimakkan dengan getir sepanjang Santa Cruz yang pengap.

Rumah-rumah indah, kebun-kebun luas dan kemewahan di daerah Makati
Percakapan-percakapan panjang, seekor anjing galak tiba-tiba menjalak terjaga
Kegelisahan dan harapan jang mengambang akan datangnya satu revolusi
Semua kulihat dan kusimakkan selama seminggu di Manila.


1970

Sumber: Ular dan Kabut (1973)

Analisis Puisi:
Puisi Manila, Musim Panas 1970" karya Ajip Rosidi adalah sebuah lanskap puisi yang menghadirkan perbendaharaan gambaran tentang pengalaman penulis selama kunjungannya di Manila pada musim panas 1970. Puisi ini membagi kontras dari dua realitas yang dihadapi, menampilkan pengalaman seni dan hiburan dengan kegelapan serta ketidakpastian.

Dualitas Kota: Puisi ini menyoroti dualitas kota Manila; di satu sisi ada kehidupan malam yang bercahaya dan riuh, digambarkan dalam keriuhan klub-klub malam dan kegembiraan remaja di Taman Luneta. Namun, ada kontras yang nyata dengan sisi lain yang gelap, di mana terlihat pemandangan gang gelap, bangunan tua, dan sampah yang menumpuk di sudut-sudut. Ini menciptakan perasaan perbedaan yang tajam antara gambaran yang cerah dan gelap dari kota ini.

Gambaran Pemandangan: Penyair melukiskan pemandangan yang tajam dan penuh rasa dalam penggambaran tempat-tempat di Manila. Dia menggambarkan keindahan alam, seperti danau Taal yang tenang dan pohon-pohon hijau di Taman Luneta. Namun, dalam kontras, dia juga menampilkan pemandangan yang suram, seperti gang gelap di Santa Cruz yang memancarkan kesan pengap dan kotor.

Pencitraan Kehidupan Kota: Melalui puisi ini, penulis juga menggambarkan kehidupan masyarakat dan lingkungan di beberapa daerah seperti Makati. Dia menyentuh tentang interaksi sosial, kegelisahan, dan harapan akan datangnya suatu revolusi, menunjukkan bahwa kota itu tidak hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat di mana banyak kehidupan berlangsung.

Puisi "Manila, Musim Panas 1970" menghadirkan kontras yang tajam dari gambaran kehidupan kota. Melalui perbedaan antara sisi cerah dan gelap, puisi ini membawa pembaca untuk merenungkan kehidupan sehari-hari di kota besar, dengan segala kompleksitas, keindahan, dan ketidakpastiannya. Ini memberikan citra yang hidup dan mencerminkan perasaan penulis selama perjalanannya di Manila.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Manila, Musim Panas 1970
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.