Puisi: Pertemuan (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Pertemuan" karya Sapardi Djoko Damono merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan antara perempuan dan lelaki, serta .....
Pertemuan

perempuan mengirim air matanya
ke tanah-tanah cahaya, ke kutub-kutub bulan
ke landasan cakrawala; kepalanya di atas bantal
lembut bagai bianglala

lelaki tak pernah menoleh
dan di setiap jejaknya; melebat hutan-hutan,
hibuk pelabuhan-pelabuhan; di pelupuknya sepasang matahari
keras dan fana

dan serbuk-serbuk hujan
tiba dari arah mana saja (cadar
bagi rahim yang terbuka, udara yang jenuh)
ketika mereka berjumpa. Di ranjang ini.

1968

Sumber: Hujan Bulan Juni (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Pertemuan" karya Sapardi Djoko Damono merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan antara perempuan dan lelaki, serta perasaan-perasaan yang melibatkan keduanya. Puisi ini memiliki dimensi emosional yang kuat, dan dengan penggunaan bahasa yang puitis, penyair berhasil menciptakan gambaran yang mendalam dan menggugah perasaan.

Struktur Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang terdiri dari tiga bait dengan jumlah baris yang berbeda-beda dalam setiap lariknya. Struktur ini memberi kesan dinamis dan memanjangkan pembacaan, menciptakan irama yang khas dan mengalir.

Tema Utama: Tema utama dalam puisi ini adalah pertemuan antara perempuan dan lelaki, serta perasaan yang timbul dari pertemuan tersebut. Puisi ini menggambarkan ketidakseimbangan dan dinamika hubungan antara dua individu yang berbeda gender.

Gambaran Emosional: Puisi ini membangun gambaran emosional dengan sangat kuat. Penggunaan kata-kata seperti "air mata," "tanah-tanah cahaya," "kutub-kutub bulan," dan "landasan cakrawala" membawa pembaca masuk ke dalam dunia emosional karakter perempuan. Ini menggambarkan perasaan kerinduan dan harapan yang diungkapkan oleh perempuan dalam bentuk metafora yang indah.

Kontras dan Ketidakseimbangan: Puisi ini menunjukkan kontras dan ketidakseimbangan antara perempuan dan lelaki. Perempuan mengirimkan air matanya ke tanah-tanah cahaya dan elemen-elemen spiritual, sementara lelaki tampak melewatkan atau mengabaikannya. Ini menciptakan gambaran ketidakseimbangan dalam perasaan dan perhatian yang diberikan oleh kedua belah pihak.

Simbolisme: Puisi ini menggunakan simbolisme untuk menggambarkan perasaan dan pertemuan antara perempuan dan lelaki. "Bianglala" melambangkan keindahan dan kelembutan perempuan, sementara "sepasang matahari keras dan fana" mewakili kekerasan dan ketidakpedulian lelaki. Serbuk hujan adalah simbol alam yang menghubungkan pertemuan mereka dengan lingkungan.

Perasaan dan Pemahaman: Puisi ini menyoroti perbedaan perasaan dan pemahaman antara perempuan dan lelaki. Perempuan mengirimkan air matanya sebagai ungkapan perasaan, sementara lelaki tampak tidak peka dan tidak mendalam dalam perasaannya. Hal ini menciptakan kontras yang kuat dan menggambarkan perbedaan dalam cara keduanya menghadapi pertemuan.

Puisi "Pertemuan" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan pertemuan antara perempuan dan lelaki dengan sentuhan emosional yang mendalam. Puisi ini menggunakan bahasa puitis dan simbolisme untuk menciptakan gambaran tentang perasaan, ketidakseimbangan, dan perbedaan dalam persepsi di antara kedua belah pihak. Dengan menghadirkan gambaran yang kuat dan beragam, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan dinamika hubungan antara gender dan bagaimana perasaan dapat diungkapkan dalam berbagai cara.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Pertemuan
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.