Puisi: Astana Rela (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Astana Rela" karya Amir Hamzah adalah karya sastra yang romantis dan penuh makna. Penggunaan diksi yang sederhana namun puitis, serta ....
Astana Rela

Tiada bersua dalam dunia
tiada mengapa hatiku sayang
tiada dunia tempat selama
layangkan angan meninggi awan.

Jangan percaya hembusan cedera
berkata tiada hanya dunia
tilikkan tajam mata kepala
sungkumkan sujud hati sanubari.

Mula segala tiada ada
pertengahan masa kita bersua
ketika tiga bercerai ramai
di waktu tertentu berpandang terang.

Kalau kekasihmu hasratkan dikau
restu sempana memangku daku
tiba masa kita berdua
berkaca bahagia di air mengalir.

Bersama kita mematah buah
sempana kerja di muka dunia
bunga cerca melayu lipu
hanya bahagia tersenyum harum.

Di situ baru kita berdua
sama merasa, sama membaca
tulisan cuaca rangkaian mutiara
di mahkota gapura astana rela.


Sumber: Nyanyi Sunyi (1937)

Analisis Puisi:
Puisi "Astana Rela" karya Amir Hamzah adalah karya sastra yang sarat dengan makna, menggambarkan perasaan cinta, keikhlasan, dan kesatuan antara dua insan.

Tema: Puisi ini mengangkat tema tentang cinta, kesatuan, dan keikhlasan dalam hubungan. Penyair mengekspresikan rasa cinta yang tulus dan kesediaan untuk mengorbankan diri demi kesatuan dan kebahagiaan bersama.

Nada dan Perasaan: Nada puisi ini cenderung romantis dan penuh kasih sayang. Penyair mengekspresikan perasaan cinta yang dalam dan kesediaan untuk menerima segala ketidaksempurnaan dengan hati yang lapang.

Amanat: Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya cinta yang tulus dan keikhlasan dalam menjalani hubungan. Penyair mengajak pembaca untuk menghargai kesatuan dan kebahagiaan bersama serta mengorbankan diri demi cinta yang tulus.

Diksi dan Imaji: Penggunaan diksi dalam puisi ini sederhana namun puitis. Kata-kata seperti "bersua," "hatiku sayang," "angka meninggi awan," dan "mahkota gapura astana rela" memberikan imaji tentang rasa cinta yang indah dan suci.

Kata Konkret: Puisi ini menggunakan kata-kata konkret, seperti "dunia," "mata kepala," "air mengalir," "bunga," dan "mutiara," untuk menciptakan gambaran yang jelas dan kuat dalam pikiran pembaca.

Majas: Puisi ini tidak banyak menggunakan majas, namun ada contoh metafora pada "mahkota gapura astana rela" yang memberikan sentuhan puitis pada puisi ini.

Rima, Ritma, dan Versifikasi: Puisi ini memiliki ritma yang harmonis dan mengalir dengan baik. Meskipun tidak mengikuti skema rima tertentu, puisi ini memiliki irama yang menyatu dengan emosi yang diungkapkan.

Tipografi: Tipografi dalam puisi 6 bait ini sederhana, pemisahan baris dengan tepat memberikan penekanan pada kata-kata yang relevan dan mempengaruhi ritma pembacaan.

Puisi "Astana Rela" karya Amir Hamzah adalah karya sastra yang romantis dan penuh makna. Penggunaan diksi yang sederhana namun puitis, serta gambaran kata-kata konkret, menciptakan gambaran yang kuat dalam pikiran pembaca. Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya cinta yang tulus, keikhlasan, dan kesatuan dalam hubungan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan cinta yang tulus dan kesediaan untuk mengorbankan diri demi kesatuan dan kebahagiaan bersama.

Tengku Amir Hamzah
Puisi: Astana Rela
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.