Puisi: Epidemi Lelaki Mati (Karya Afrizal Malna)

Puisi: Epidemi Lelaki Mati Karya: Afrizal Malna
Epidemi Lelaki Mati


Pagi, seperti sebuah epidemi waktu. Aku ingin mengulangi lagi pagi kemarin. Matahari sama, petugas kebersihan kota sama, penjual kopi di warung kopi sama. Pagi hari, semua tidak sama lagi dengan kemarin. Darahku menyusun sel-selnya lagi, membangunkan seluruh makhluk yang menginap dalam tubuhku. Mereka merayakan epidemi pagi. Cahaya hangat matahari, kopi hangat, pisang goreng hangat. Kenangan bercinta yang tersisa pada pecahan kulit telur ayam.

Pagi yang menular, hingga aku seperti memandikan mayatku sendiri di kamar mandi. Aku bersihkan gigi, kuku dan seluruh tubuhku yang bukan hidup lagi, yang bukan aku lagi, yang bukan seorang pagi lagi. Aku rayakan lelaki mati di sebuah pasar yang pernah terbakar di Surabaya. Kini berdiri sebuah mall di s ana. Mall dengan sisa-sisa bau beras terbakar masih tersimpan di seluruh dindingnya.

Double espresso, aku memesan kopi kental. Seorang lelaki mati memelukku. Kekasihku, katanya, aku tidak bisa lagi mengingat cintamu. Tetapi aku tak pernah lupa pelukanmu. Jejak-jejak pasir di bibir, sebuah perahu yang tidak lagi merasakan waktu. Sebuah pantai yang pergi, meninggalkan sebutir pasir di telapak tanganku.


Sumber: Museum Penghancur Dokumen (2013)

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Epidemi Lelaki Mati
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.