Puisi: Aceh 26 Desember 2004 (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Aceh 26 Desember 2004" karya Joko Pinurbo menggambarkan peristiwa bencana gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Aceh pada ...
Aceh 26 Desember 2004


Gema lonceng Natal
masih bergetar di kaca jendela
ketika Aceh meleleh
di kelopak mataku,
menetes deras
ke dalam gelas
di atas meja perjamuanmu.


2005

Analisis Puisi:
Puisi "Aceh 26 Desember 2004" karya Joko Pinurbo menggambarkan peristiwa bencana gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Dalam puisi ini, penyair mencoba menyampaikan perasaan dan dampak dari bencana ini.

Tema dan Konteks Bencana: Tema utama puisi ini adalah bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Penyair merespon tragedi besar ini dengan menciptakan puisi yang merenungkan peristiwa tersebut.

Lonceng Natal dan Kontras: Puisi dimulai dengan gambaran "Gema lonceng Natal," yang merupakan gambaran kontras dengan kehancuran dan penderitaan yang dialami oleh Aceh saat bencana tersebut terjadi. Lonceng Natal adalah simbol kebahagiaan dan perayaan, tetapi di sini digunakan untuk menciptakan kontras dramatis dengan kehancuran yang disebabkan oleh bencana.

Pengalaman Pribadi: Penyair menggunakan sudut pandang pribadi dalam puisi ini, dengan menyatakan, "masih bergetar di kaca jendela" dan "di kelopak mataku." Ini mengindikasikan bahwa ia menyaksikan atau merasakan bencana tersebut dengan sangat mendalam, bahkan mungkin melalui berita atau laporan televisi. Penyair mengambil sudut pandang orang ketiga untuk merenungkan peristiwa tersebut.

Metafora: Kata-kata seperti "meleleh" dan "menetes deras" digunakan untuk menggambarkan betapa hebatnya dampak bencana tersebut. Gelombang tsunami diibaratkan sebagai sesuatu yang mencair dan menetes seperti air. Ini adalah bentuk metafora yang kuat untuk menggambarkan bencana tersebut.

Perjamuan: Kata "meja perjamuanmu" merujuk pada konsep perjamuan terakhir atau makanan sakramen dalam agama Kristen. Dalam konteks ini, bisa jadi merujuk pada perasaan penuh kasih sayang dan perasaan sakral yang muncul dalam merenungkan dampak bencana tersebut.

Puisi "Aceh 26 Desember 2004" karya Joko Pinurbo adalah respons penyair terhadap bencana alam yang melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Puisi ini menggunakan gambaran kontras, metfora, dan perasaan pribadi untuk merenungkan dampak dan perasaan yang muncul dalam situasi tersebut.

"Puisi: Aceh 26 Desember 2004 (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Aceh 26 Desember 2004
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.