Catatan Nopember di Jalan Depan Senayan
Hujan Nopember membasah kota
nafas-nafas panaskan udara
jiwa terapsung berwindu-windu
hasrat mencari pintu
di depan pagar berduri
benteng ciptaan baru
sembunyikan berhala baru
tumbal telah diambil zaman
saat awal pergolakan
seperti dilupakan
demi bingkai-bingkai rekaan.
Orang-orang muda penuhi kota
hanya tangan dan hati dibawa
berkawan hujan dan lapar
untuk kebenaran yang dikejar
sampai ke ujung duri mawar
dan api dalam sekam
menghangus luka biru lebam
semua baur dalam kota berjamur
perjuangan dan pengkhianatan
di antara bunyi tembakan
jiwa terkoyak tubuh berjatuhan.
November, 1998
Puisi: Catatan Nopember di Jalan Depan Senayan
Karya: Diah Hadaning