Puisi: Catatan Nopember di Jalan Depan Senayan (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Catatan Nopember di Jalan Depan Senayan" karya Diah Hadaning menggambarkan suasana Kota Jakarta pada bulan November, disampaikan melalui ...
Catatan Nopember di Jalan Depan Senayan


Hujan Nopember membasah kota
nafas-nafas panaskan udara
jiwa terpasung berwindu-windu
hasrat mencari pintu
di depan pagar berduri
benteng ciptaan baru 
sembunyikan berhala baru
tumbal telah diambil zaman
saat awal pergolakan
seperti dilupakan
demi bingkai-bingkai rekaan.

Orang-orang muda penuhi kota
hanya tangan dan hati dibawa
berkawan hujan dan lapar
untuk kebenaran yang dikejar
sampai ke ujung duri mawar
dan api dalam sekam 
menghangus luka biru lebam
semua baur dalam kota berjamur
perjuangan dan pengkhianatan
di antara bunyi tembakan
jiwa terkoyak tubuh berjatuhan.


November, 1998

Analisis Puisi:
Puisi "Catatan Nopember di Jalan Depan Senayan" karya Diah Hadaning menggambarkan suasana Kota Jakarta pada bulan November, disampaikan melalui berbagai gambaran yang kuat dan pengalaman emosional.

Atmosfer Kota pada Bulan November: Puisi ini menyoroti atmosfer Kota Jakarta pada bulan November, khususnya melalui gambaran hujan yang membasahi kota. Deskripsi hujan Nopember memberikan kesan nostalgia dan menunjukkan suasana yang penuh emosi dan kompleksitas.

Penyelidikan dalam Bait Puisi: Melalui bait-bait puisi, ada usaha penyelidikan akan kondisi sosial dan politik kala itu. Penyair menunjukkan ketidaksenangan atas pembangunan yang membelenggu jiwa, pembentukan citra-citra baru yang seolah menggantikan nilai-nilai lama, dan pengorbanan yang tampak terlupakan dalam perubahan zaman.

Resolusi Generasi Muda: Puisi ini juga menyoroti kehadiran generasi muda yang penuh semangat dan tekad kuat. Mereka hadir dalam suasana yang keras dan berbahaya, membawa semangat perjuangan serta keinginan untuk mencapai kebenaran di tengah konflik dan perubahan politik.

Keterpurukan dan Pertarungan: Diah Hadaning berhasil menangkap gambaran tentang keadaan mental dan perjuangan batin yang dialami oleh warga kota di tengah pergolakan dan kebingungan sosial. Keterpurukan dan pengkhianatan terlihat jelas dalam bait-bait puisi, di tengah pertarungan fisik dan mental dalam mencari kebenaran.

Puisi ini menawarkan sebuah gambaran tentang suasana yang terasa emosional, berliku, serta penuh perjuangan dalam kehidupan kota pada bulan November. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang jelas, penulis mampu menangkap esensi dari kondisi sosial, politik, dan emosional dalam sebuah masa yang penuh pergolakan.

"Puisi: Catatan Nopember di Jalan Depan Senayan (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Catatan Nopember di Jalan Depan Senayan
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.