Puisi: Mata Anjing (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Mata Anjing" karya W.S. Rendra mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kejahatan yang mungkin tersembunyi di balik ekspresi wajah dan ...
Mata Anjing


Mata anjing penuh sinar nafsu maling.
Bila malam jahat di langit penuh mata anjing.
Sorot mata penuh duga dan cedera
maksud-maksud dalam kedok dan kata bermakna dua.

Mata anjing muncul di malam tak terelakkan.
Mata anjing menatap dengan rahasia tanpa ungkapan.
Wahai, Gadis yang tak kucinta dan menangis berguling
dalam ciuman kulihat padamu dua sorot mata anjing.


Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Mata Anjing" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang sarat dengan kekayaan metafora dan kritik sosial. Dalam puisi ini, W.S. Rendra menggunakan gambaran mata anjing sebagai simbol untuk menggambarkan kebusukan, ketajaman, dan bahaya dalam masyarakat.

Metafora Mata Anjing: Puisi dimulai dengan penggambaran mata anjing sebagai simbol kejahatan dan nafsu maling. Mata anjing dalam puisi ini bukan hanya sekadar organ penglihatan hewan, melainkan lambang kecurangan dan kejahatan. Mata anjing menjadi metafora dari kegelapan dan ketajaman sikap manusia yang mungkin tersembunyi di balik ekspresi wajah.

Malam Jahat dan Sorot Mata Anjing: Puisi menciptakan citra malam yang jahat di langit, dan dalam kegelapan itu muncul mata anjing. Kedua gambaran ini bekerja bersama untuk menciptakan suasana yang mencekam dan penuh ketidakpastian. Sorot mata anjing yang penuh duga dan cedera mencerminkan keberadaan kejahatan dan ketidakadilan yang mungkin terjadi di malam yang gelap.

Kedok dan Kata Bermakna Dua: Puisi menyiratkan adanya kedok dan kata-kata bermakna dua, menunjukkan adanya hipokrisi dan ketidakjujuran dalam masyarakat. Hal ini menciptakan gambaran tentang manusia yang mungkin menyembunyikan niat jahat di balik kata-kata dan perilaku mereka.

Mata Anjing yang Muncul pada Malam Tak Terelakkan: Keberadaan mata anjing di malam tak terelakkan memberikan nuansa tak terhindarkan dari kejahatan dan kegelapan. Hal ini dapat diartikan sebagai ketidakpastian dalam kehidupan dan kehadiran ancaman yang selalu mengintai.

Rahasia Tanpa Ungkapan: Mata anjing menatap dengan rahasia tanpa ungkapan, menciptakan gambaran ketajaman pandangan yang tidak terbaca oleh orang lain. Ini mencerminkan keberhasilan mata anjing dalam merahasiakan niat jahatnya.

Dua Sorot Mata Anjing pada Gadis yang Menangis: Puisi diakhiri dengan dua sorot mata anjing yang muncul saat seorang gadis menangis. Ini dapat diartikan sebagai kehadiran kejahatan atau ketidakadilan yang menyaksikan penderitaan dan kesedihan seorang gadis yang tidak dicintai.

Puisi "Mata Anjing" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang menggambarkan kebusukan dan ketajaman dalam masyarakat. Dengan menggunakan mata anjing sebagai simbol, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kejahatan yang mungkin tersembunyi di balik ekspresi wajah dan perilaku manusia. Puisi ini menciptakan suasana yang gelap dan misterius, memicu refleksi terhadap kehidupan sosial yang kompleks dan penuh dengan ketidakpastian.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Mata Anjing
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.