Analisis Puisi:
Puisi "Wajah Dunia yang Pertama" karya W.S. Rendra menggambarkan perjalanan kehidupan manusia dengan metafora pernikahan dan pengantin baru. Dalam puisi ini, Rendra menciptakan gambaran keindahan dan makna kehidupan yang terbentang dari awal penciptaan hingga abad keabadian.
Metafora Pengantin dan Alam: Puisi ini dibuka dengan gambaran pengantin baru (bulan dan matahari) yang membawa romantisme dan kepolosan. Metafora ini menggambarkan awal mula segalanya, alam yang telanjang, kosong, dan tanpa dusta. Pengantin menjadi simbol keseimbangan dan kesatuan dalam penciptaan.
Penciptaan Alam dan Kejadian Awal: Pada awal segalanya, alam bersifat telanjang dan terbuka. Gelap dan sepi menjadi awal penciptaan yang murni dan tanpa cela. Puisi ini merujuk pada saat-saat prasejarah yang diwarnai oleh kepolosan dan keberadaan tanpa cacat.
Cahaya, Hidup, dan Keberlanjutan: Kemunculan cahaya melambangkan kehidupan yang hadir bersamaan dengan mahluk hidup dan makhluk hidup. Puisi ini menggambarkan perjalanan manusia dan makhluk di bumi, melalui siang dan malam, melalui masa produktif dan masa istirahat.
Subuh Penuh Khayalan: Subuh penuh khayalan mengindikasikan awal yang penuh harapan dan impian. Langit penuh harapan mencerminkan masa muda dan perjalanan awal kehidupan yang diisi dengan cita-cita dan aspirasi.
Malam dan Mimpi: Malam membawa mimpi dan ranjang istirah, menggambarkan fase kehidupan yang lebih dewasa dan refleksi atas apa yang telah dicapai. Ranjang istirah yang gemerlapan menciptakan citra kenikmatan dan kepuasan hidup.
Kaki di Bumi Karang Gersang: Metafora kaki di bumi karang gersang merujuk pada fase kehidupan yang keras dan penuh tantangan. Karang gersang menjadi simbol ujian dan rintangan dalam perjalanan hidup.
Wajah Dunia yang Pertama: Akhir puisi membawa pembaca pada pemahaman bahwa manusia adalah "wajah dunia yang pertama." Ini menunjukkan keabadian dan pengaruh manusia yang tetap ada dan takkan terhapuskan selamanya.
Melalui penggabungan unsur-unsur alam, pernikahan, waktu, dan perjalanan kehidupan, W.S. Rendra menciptakan puisi yang mengajak pembaca merenung tentang esensi kehidupan, keabadian, dan makna eksistensi manusia dalam alam semesta.
Karya: W.S. Rendra
Biodata W.S. Rendra:
- W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
- W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.