Puisi: Pagi (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Pagi" karya Goenawan Mohamad mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan perjuangan manusia dalam menghadapi ketidakpastian dan ...
Pagi

Gerimis seperti jarum-
jarum jatuh. Pada seng
dan subuh, seribu gugur dari
sebuah jam yang jauh

Kelelawar pun menjerit
luka; tertusuk
pada matanya. Aku telah
lihat darahnya

Dan bayang pada lari
meskipun tak ada tempat
sembunyi. Meskipun tak ada
tempat sembunyi

1976

Sumber: Horison (Mei, 1978)

Analisis Puisi:

Puisi "Pagi" karya Goenawan Mohamad mengeksplorasi tema alam dan kesadaran manusia terhadap kehidupan sehari-hari. Goenawan Mohamad menggunakan gambaran alam, seperti gerimis, seng, subuh, dan kelelawar untuk menyampaikan suasana pagi yang gelap dan penuh ketidakpastian.

Atmosfer Pagi yang Gelap: Puisi dimulai dengan gambaran gerimis seperti "jarum-jarum jatuh", menciptakan atmosfer yang gelap dan suram. Bahkan pada saat subuh, suasana tetap terasa suram dan gelap, dengan "seribu gugur dari sebuah jam yang jauh". Ini menciptakan nuansa kesendirian dan kekosongan yang melingkupi pagi.

Simbolisme Kelelawar: Kelelawar digambarkan menjerit dan tertusuk pada matanya, menambahkan elemen kegelapan dan penderitaan pada suasana pagi. Kelelawar sering kali dianggap sebagai simbol misteri dan kematian dalam sastra, dan dalam puisi ini, kehadiran kelelawar menunjukkan ketidakpastian dan kegelapan yang ada di dunia.

Perasaan Terluka dan Terdesak: Dalam gambaran kelelawar yang terluka, ada nuansa penderitaan dan kesedihan. Kehadiran darah kelelawar menggambarkan penderitaan yang dialami alam dan makhluk hidup di dalamnya. Hal ini mencerminkan konflik dan penderitaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Ketidakpastian dan Kebingungan: Pada akhir puisi, penekanan pada "bayang pada lari / meskipun tak ada tempat sembunyi" menunjukkan ketidakpastian dan kebingungan yang dirasakan manusia dalam menghadapi kehidupan. Meskipun mencari tempat perlindungan, manusia terus dihadapkan pada ketidakpastian dan kegelapan yang ada di dunia.

Dengan menggunakan gambaran alam dan simbolisme kelelawar, Goenawan Mohamad berhasil menciptakan sebuah puisi yang menggambarkan atmosfer pagi yang gelap dan suram, serta penderitaan dan ketidakpastian yang dialami manusia di dalamnya. Puisi "Pagi" mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan perjuangan manusia dalam menghadapi ketidakpastian dan kegelapan.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Pagi
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.