Puisi: Segalanya (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi | Segalanya | Karya | Sapardi Djoko Damono | Segalanya masih akan bersamamu: awan yang suka/ terserak, warna senja yang selalu baru/ wajah .....
Segalanya


Segalanya masih akan bersamamu: awan yang suka
terserak, warna senja yang selalu baru, wajah telaga di
belakang rumah, bahkan angin, yang tak pernah kausapa
tetapi yang suka menyombongkan diri sebagai yang paling
setia selama ini, duduk di pangkuanmu (jangan ganggu!)
setelah capek menempuh samudra, perbukitan, dan kembali
agar bisa didengarnya kata-katamu yang bahkan aku dengan
susah payah bisa memahaminya.

Kalau nanti aku, alhamdulillah, harus pergi semua
masih akan tetap tinggal bersamamu; ketika kau batuk-
batuk dan buru-buru mencari OBH, ketika kau mengecilkan
volume ampli ingat tetangga sebelah sedang sakit,
ketika kau mendengar jerit air mendidih dan buru-buru
menuangkannya ke dalam ember untuk mandi pagi; ya,
semua itu masih akan bersamamu ketika aku tak lagi di
rumah ini.

Kursi kamar tamu yang dicakar-cakar kucing, lukisan
Bali yang miring lagi begitu diluruskan, buku-buku yang
bertebaran (seperti sampah!), meja makan rotan yang sudah
bosan politur, tempat sepatu yang penuh bekas bungkus
plastik, lemari es yang dengan sabar bertahan belasan
tahun, cangkir kopi dan mangkuk untuk sarapan bubur,
jam dinding yang detaknya tak kedengaran, kasur, bantal,
guling, seprei, pesawat telepon di dekat tempat tidur,
telepon selular yang biasanya aku bawa ke mana-mana:
semua masih akan bersamamu, sayang padamu.


Sumber: Melipat Jarak (2015)

Analisis Puisi:
Puisi "Segalanya" karya Sapardi Djoko Damono juga memiliki beberapa elemen yang menarik. Berikut adalah beberapa hal menarik yang dapat ditemukan dalam puisi ini:
  1. Penggambaran detail: Puisi ini menggunakan penggambaran detail untuk menghadirkan gambaran yang jelas tentang objek-objek dan situasi sehari-hari. Penggambaran seperti "awan yang suka terserak," "wajah telaga di belakang rumah," dan "tempat sepatu yang penuh bekas bungkus plastik" memberikan kehidupan pada puisi dan membangun gambaran yang lebih konkret.
  2. Sentimen yang kuat terhadap kehidupan sehari-hari: Puisi ini mengungkapkan rasa sayang dan kecintaan terhadap detail kehidupan sehari-hari. Objek-objek seperti kursi, lemari es, cangkir kopi, dan pesawat telepon yang disebutkan menunjukkan pentingnya momen-momen kecil dan keintiman dalam hubungan.
  3. Perasaan kebersamaan dan keabadian: Puisi ini mengungkapkan keyakinan bahwa segalanya akan tetap bersama meskipun seseorang telah pergi. Objek-objek dan situasi yang dijelaskan di dalam puisi tersebut menjadi simbol keabadian hubungan dan kenangan yang dibangun bersama.
  4. Gaya bahasa yang sederhana: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Ungkapan-ungkapan seperti "jangan ganggu," dan "sayang padamu" memberikan kesan kehangatan dan keintiman.
  5. Penyampaian emosi yang halus: Puisi ini menyampaikan emosi dengan cara yang halus dan meresap ke dalam pikiran pembaca. Meskipun penggambaran objek-objek sehari-hari tampak sederhana, puisi ini berhasil membangkitkan perasaan yang mendalam tentang kehidupan dan cinta.
Puisi "Segalanya" karya Sapardi Djoko Damono menarik perhatian dengan penggambaran detail, sentimen terhadap kehidupan sehari-hari, dan perasaan kebersamaan yang abadi. Puisi ini menunjukkan kekuatan dalam menemukan keindahan dan arti dalam momen-momen kecil dan menghargai keterhubungan dalam hubungan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Segalanya
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.