Puisi: Lagu Biasa (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Lagu Biasa" karya Chairil Anwar menggambarkan momen pertemuan dua individu yang baru saja berkenalan. Puisi ini menyoroti tema-tema seperti ...
Lagu Biasa

Di teras rumah makan kami kini berhadapan
Baru berkenalan. Cuma berpandangan
Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam

Masih saja berpandangan
Dalam lakon pertama
Orkes meningkah dengan "Carmen" pula.

Ia mengerling. Ia ketawa
Dan rumput kering terus menyala
Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari

Ketika orkes memulai "Ave Maria"
Kuseret ia ke sana....

Maret, 1943

Sumber: Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Lagu Biasa" karya Chairil Anwar menggambarkan momen pertemuan dua individu yang baru saja berkenalan. Puisi ini menyoroti tema-tema seperti perasaan cinta, ketidakpastian, dan daya tarik antara dua orang.

Pertemuan Pertama: Puisi ini menggambarkan momen pertemuan pertama antara dua individu yang baru berkenalan di teras rumah makan. Meskipun mereka baru saja bertemu, ada perasaan yang tumbuh di antara mereka, yang tercermin dalam kata-kata "Cuma berpandangan / Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam." Meskipun belum ada kata-kata yang diucapkan, tetapi ada perasaan yang mendalam dan saling memahami di antara mereka.

Ketidakpastian dan Perasaan: Meskipun ada perasaan antara mereka, ada juga ketidakpastian yang diungkapkan oleh penyair. Kata-kata "Masih saja berpandangan / Dalam lakon pertama" mencerminkan bahwa mereka masih dalam tahap awal pertemuan dan belum ada tindakan lebih lanjut. Daya tarik antara mereka seperti di dalam "lakon pertama" dari sebuah drama, dan belum tiba pada puncak klimaksnya.

Orkes dan Musik: Orkes dan musik memainkan peran penting dalam suasana puisi ini. Musik yang dimainkan oleh orkes menciptakan latar belakang yang menambah intensitas pertemuan mereka. Musik dari "Carmen" dan "Ave Maria" menciptakan suasana emosional yang mendukung perkembangan perasaan di antara dua individu tersebut.

Ketertarikan dan Perasaan Kuat: Pertemuan mereka ditandai dengan tanda-tanda ketertarikan yang kuat. Penyair menggambarkan bagaimana orang kedua "mengerling" dan "ketawa," yang membuat perasaan penyair sendiri bergetar. Kata-kata "Suaranya nyaring tinggi / Darahku terhenti berlari" menggambarkan bagaimana perasaan penyair begitu kuat sehingga menyebabkan reaksi fisik yang intens.

Puisi "Lagu Biasa" oleh Chairil Anwar menggambarkan momen pertemuan pertama antara dua individu yang baru berkenalan. Melalui gambaran musik, suasana, dan perasaan yang kuat, penyair menggambarkan daya tarik dan ketidakpastian dalam hubungan ini. Puisi ini menggugah perasaan romantis dan keingintahuan pembaca tentang bagaimana perasaan cinta dan pertemuan antara dua individu dapat memberikan pengaruh yang kuat bahkan dalam momen yang sederhana.

Chairil Anwar
Puisi: Lagu Biasa
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.