Puisi: Pidato-Pidato dari Bantal Berasap (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Pidato-Pidato dari Bantal Berasap" tidak hanya menghadirkan gambaran kompleks tentang kondisi sosial dan politik, tetapi juga ...
Pidato-Pidato dari Bantal Berasap

Hari apakah ini? Seperti akhir tahun aku rasakan malam dalam penggorengan, 15 menit yang lalu. Kembang api dan pidato-pidato dari bantal berasap. Aku belum pernah memasuki rumahmu. Malam yang bersandar di pintu, menjaga setiap suara, dan sihir botol-botol suku Yoruba. Kenapa rumahmu datang padaku seperti itu? Warnanya hijau kelam.

Jendela menyusun pidato akhir tahun dari bangkai kata-kata, tentang kebencian pada pamanmu, tentang fitnah politik. Tentang ketidakpercayaan padamu. Hari apakah ini? Kenapa rumahmu datang padaku seperti itu? Orang seperti tembok mengelupas -- malam ini -- 15 detik dari denyut lehermu. Kenapa aku harus datang ke rumahmu, memberi nasehat, membubarkan bank-bank, membenamkan bursa saham ke dasar laut, memadamkan api di dalam bantal.

Aku belum pernah memasuki rumahmu. Membersihkan tulang-tulang ikan di kepalamu, sedikit saos, dan irisan ketimun. Seperti kebanyakan mikropon yang tersimpan di balik pintu. Kenapa aku harus memasuki rumahmu, dengan seekor anjing yang membawa pispot di mulutnya. Kenapa aku memasuki malam, seperti ini, di sini. Malam yang mulai membayangi lehermu, sebuah galian tanah yang terlalu dangkal untuk lehermu – si tua dalam gergaji politik.

Malam, di mana orang menyandarkan tubuhnya, lebih rapat lagi ke tanah. Mencium bau waktu pada lehernya. Malam yang hijau, berkarat, menjauh dari setiap cahaya lampu, melahirkan kegelapan.

Salam untuk januari. Salam untuk ratu yang sedang mengelupas kerudungnya untuk mengganti fajar, esok pagi. Salam.

Sumber: Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing (2002)

Analisis Puisi:

Puisi "Pidato-Pidato dari Bantal Berasap" karya Afrizal Malna adalah karya yang kaya akan metafora dan gambaran-gambaran yang intens.

Metafora Malam dan Rumah: Penyair membangun suasana malam sebagai sesuatu yang memikat, namun misterius dan kompleks. Rumah menjadi simbol keintiman dan kenyamanan, tetapi juga membawa kecemasan dan konflik. Penggunaan warna hijau kelam menggambarkan nuansa gelap dan ambivalen malam.

Pidato dari Bantal Berasap: Metafora ini memberikan daya tarik visual dan auditif yang kuat. Pidato dari bantal berasap menciptakan gambaran suara-suara peristiwa-peristiwa penting, termasuk kebencian, fitnah politik, dan ketidakpercayaan. Hal ini mencerminkan kompleksitas realitas sosial dan politik yang dihadapi penyair.

Kritik terhadap Politik dan Ketidakpercayaan: Pidato mengenai kebencian pada paman, fitnah politik, dan ketidakpercayaan menciptakan lapisan-lapisan kritik terhadap kondisi sosial dan politik yang terdistorsi. Puisi ini menyoroti ketidakstabilan hubungan interpersonal dan ketidakpastian dalam komunikasi.

Metafora tentang Anjing dan Pispot: Gambarkan anjing yang membawa pispot di mulutnya memberikan citra yang unik dan mungkin menciptakan pertanyaan tentang peran dan simbolisme. Ini dapat diartikan sebagai bentuk kritik terhadap perilaku atau simbol kekuasaan yang tidak efisien.

Pertanyaan Identitas dan Pertentangan: Pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa rumah harus datang seperti itu atau mengapa harus memasuki rumah dengan anjing yang membawa pispot menciptakan pertentangan identitas dan pertanyaan eksistensial. Puisi ini mengeksplorasi kompleksitas hubungan manusia dengan lingkungannya.

Kesimpulan yang Penuh Makna: Salam untuk Januari dan ratu yang mengelupas kerudungnya untuk mengganti fajar menyiratkan harapan baru dan transformasi. Meskipun puisi ini penuh dengan ketidakpastian dan pertentangan, ada elemen harapan yang melahirkan kemungkinan perubahan positif di masa depan.

Dengan kata lain, puisi "Pidato-Pidato dari Bantal Berasap" tidak hanya menghadirkan gambaran kompleks tentang kondisi sosial dan politik, tetapi juga mengeksplorasi dimensi-dimensi psikologis dan eksistensial dalam suasana malam yang gelap dan ambivalen.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Pidato-Pidato dari Bantal Berasap
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.