Puisi: Penghidupan (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Penghidupan" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan makna dan refleksi mengenai hidup, perjuangan, dan makna dari ...
Penghidupan

Lautan maha dalam
Mukul dentur selama
Nguji tenaga pematang kita

Mukul dentur selama
Hingga hancur remuk redam
Kurnia Bahagia
Kecil setumpuk
Sia-sia dilindungi, sia-sia dipupuk.

Desember, 1942

Sumber: Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Penghidupan" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan makna dan refleksi mengenai hidup, perjuangan, dan makna dari usaha yang dilakukan manusia dalam menghadapi tantangan dan perubahan.

Simbolisme Lautan dan Pematang: Puisi ini dimulai dengan gambaran "Lautan maha dalam" yang mencerminkan gambaran kehidupan yang luas, dalam, dan kompleks. Lautan dapat diartikan sebagai dunia dengan segala kerumitan dan kedalaman. "Pematang" yang disebutkan merujuk pada usaha-usaha keras manusia untuk mengatasi tantangan dan rintangan dalam hidup. Pematang adalah simbol dari usaha dan tekad manusia dalam menjalani hidup.

Perjuangan dan Upaya: Mukul dentur selama, mengekspresikan perjuangan yang tak henti-hentinya. Tindakan "mukul" atau berusaha keras adalah cerminan dari ketekunan dan tekad manusia untuk mengatasi kesulitan dan menghadapi tantangan hidup. Namun, perjuangan ini tidak selalu berhasil dan kadang-kadang menghasilkan "hancur remuk redam."

Kecil Setumpuk: Frasa "Kecil setumpuk" mengandung makna mengenai keterbatasan dan kerapuhan manusia dalam menghadapi dunia yang luas dan keras. Meskipun manusia berusaha keras dan mengumpulkan pengalaman, dalam akhirnya, segalanya akan kembali ke kecilnya manusia di hadapan alam dan kehidupan yang lebih besar.

Refleksi atas Arti Hidup: Ungkapan "Sia-sia dilindungi, sia-sia dipupuk" mencerminkan pemahaman bahwa usaha dan perjuangan manusia tidak selalu menjamin hasil yang diinginkan. Terkadang, usaha yang dilakukan terasa sia-sia atau tidak menghasilkan dampak yang signifikan. Namun, dalam ketidakpastian dan ketidakpastian ini, manusia tetap berjuang dan bertahan.

Puisi "Penghidupan" karya Chairil Anwar adalah pengamatan mendalam tentang perjuangan dan arti dari hidup manusia dalam menghadapi kompleksitas dunia. Simbolisme laut, pematang, dan ungkapan perjuangan serta refleksi atas arti hidup menghasilkan puisi yang mampu merangsang pemikiran pembaca tentang makna dan tujuan hidup manusia dalam dunia yang begitu besar dan tak terduga.

Chairil Anwar
Puisi: Penghidupan
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.