Puisi: Gaun Burung Gagak (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Gaun Burung Gagak" karya Dorothea Rosa Herliany mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kehidupan, tantangan yang dihadapi, serta ...
Gaun Burung Gagak

Akhirnya ku baca
Baris-baris sajak yang kau tulis
Pada sayap-sayap burung gagak
Hanya kehitaman dan kekeh kelaparan
Yang mengerikan, bukit-bukit, padang
Rumput, dan perkampungan tanpa penghuni
Tanah siapakah ini? Pada penantian
Yang tak pernah pasti (aku atau satwa liar itu)

Dan sajak-sajak, bagai sungai,
Terus mengalir
Tapi, lihatlah
Burung-burung gagak itu menggugurkan
Bulu-bulu sayapnya. Untuk mengganti
Gaunmu yang telah tua.

Sumber: Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Gaun Burung Gagak" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya yang penuh dengan imajinasi, simbolisme, dan refleksi tentang kehidupan.

Simbolisme Burung Gagak: Burung gagak sering dianggap sebagai simbol kematian, kegelapan, atau kejahatan. Dalam puisi ini, burung gagak mewakili sebuah kehidupan yang keras dan penuh dengan tantangan. Bulu-bulu sayap yang digugurkan dapat dipahami sebagai pengorbanan untuk bertahan hidup, atau simbol transformasi dan perubahan.

Metafora Gaun: Gaun yang dimaksud dalam puisi ini bisa dimaknai sebagai simbol kepribadian atau citra diri. Ketika burung gagak menggugurkan bulu-bulunya untuk mengganti gaun yang telah tua, hal itu dapat diartikan sebagai upaya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang keras dan tidak ramah, serta untuk terus bertahan hidup.

Pertanyaan tentang Identitas dan Pencarian Makna: Penyair menyoroti pertanyaan tentang identitas dan kepemilikan atas tanah dan kehidupan. Pertanyaan tentang "tanah siapakah ini?" mencerminkan rasa kebingungan dan kekosongan dalam mencari makna dan tujuan hidup di tengah-tengah ketidakpastian.

Pengaliran Sajak seperti Sungai: Dorothea Rosa Herliany menggunakan metafora sungai untuk menggambarkan aliran sajak yang terus mengalir. Ini mencerminkan aliran kehidupan yang tak pernah berhenti, dengan semua kejadian dan perubahan yang terjadi di sepanjang jalan.

Tema Perjuangan dan Kehidupan yang Keras: Puisi ini menyentuh tema perjuangan, ketahanan, dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Meskipun menggambarkan kehidupan yang keras dan penuh dengan kegelapan, puisi ini juga mencerminkan keberanian untuk terus maju dan bertahan.

Melalui puisi "Gaun Burung Gagak", Dorothea Rosa Herliany mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kehidupan, tantangan yang dihadapi, serta keberanian untuk menghadapi ketidakpastian. Puisi ini mengajak kita untuk melihat ke dalam diri sendiri dan menemukan kekuatan untuk terus maju, bahkan di tengah kondisi yang penuh dengan kesulitan.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Gaun Burung Gagak
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.