Puisi: Sajak bagi Negaraku (Karya Kriapur)

Puisi "Sajak Bagi Negaraku" karya Kriapur menggambarkan perasaan cinta dan kesetiaan terhadap Indonesia dan merayakan kekayaan alam dan budaya ....
Sajak bagi Negaraku

Di tubuh semesta tercinta
buku-buku negeriku tersimpan
setiap gunung-gunung dan batunya
padang-padang dan hutan
semua punya suara
semua terhampar biru di bawah langitnya
tapi hujan selalu tertahan dalam topan
hingga binatang-binatang liar
mengembara dan terjaga di setiap tikungan
kota-kota.

Di antara gebalau dan keramaian tak bertuan
pada hari-hari sebelum catatan akhir
musim telah merontokkan daun-daun
semua akan menangis
semua akan menangis
laut akan berteriak dengan gemuruhnya
rumput akan mencambuk dengan desaunya
siang akan meledak dengan mataharinya
dan musim-musim dari kuburan
akan bangkit
semua akan bersujud
berhenti untuk keheningan.

Pada yang bernama keheningan
semua akan berlabuh
bangsaku, bangsa dari segala bangsa
rakyatku siap dengan tombaknya
siap dengan kapaknya
bayi-bayi memiliki pisau di mulut
tapi aku hanya siap dengan puisi
dengan puisi bulan terguncang
menetes darah hitam dari luka lama.

Solo, 1983

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Bagi Negaraku" karya Kriapur adalah sebuah karya sastra yang memadukan elemen-elemen alam, sejarah, dan perasaan manusia. Puisi ini mengungkapkan perasaan nasionalisme, identitas, dan harapan terhadap negara. Dalam analisis ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek kunci dalam puisi ini.

Penggunaan Simbolisme: Puisi ini menggunakan simbolisme alam seperti gunung, hutan, laut, dan matahari untuk menggambarkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Simbolisme ini menciptakan gambaran visual yang kuat dan meresapi puisi dengan makna yang dalam.

Kehadiran Negeri: Penyair menyatakan bahwa "di tubuh semesta tercinta, buku-buku negeriku tersimpan." Ini menggambarkan pentingnya tanah air dan warisan budaya Indonesia. Penyair menggarisbawahi bahwa identitas dan sejarah negara terkandung dalam alamnya.

Kontras Antara Keindahan Alam dan Tantangan: Meskipun alam Indonesia indah dan subur, puisi ini juga menyoroti tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat. Penyair menggambarkan bahwa hujan tertahan dalam topan dan binatang-binatang liar mengembara, menggambarkan ketidakstabilan dan kekacauan dalam masyarakat.

Pesannya tentang Kepemimpinan: Puisi ini menggambarkan bahwa pada saat-saat penting, seperti "hari-hari sebelum catatan akhir," rakyat Indonesia akan bersatu dan bersiap untuk berjuang. Penyair menyatakan bahwa bangsa ini memiliki tombak, kapak, dan bahkan bayi-bayi yang siap untuk melawan. Ini bisa diartikan sebagai pesan tentang pentingnya kepemimpinan yang kuat dan persatuan dalam menghadapi tantangan.

Peran Puisi: Penyair menyatakan bahwa dia hanya siap dengan puisi. Puisi digambarkan sebagai alat yang kuat untuk menyuarakan perasaan dan aspirasi. Ini mencerminkan kekuatan kata-kata dalam menyampaikan pesan dan memotivasi masyarakat.

Penggunaan Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang kaya dan gambaran yang kuat untuk menciptakan citra yang mendalam. Pemilihan kata-kata seperti "puisi bulan terguncang" dan "darah hitam dari luka lama" menciptakan nuansa emosional yang kuat dalam puisi ini.

Pesan Nasionalisme dan Persatuan: Keseluruhan puisi mencerminkan pesan nasionalisme, cinta tanah air, dan pentingnya persatuan dalam menghadapi tantangan dan perubahan. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga warisan alam dan budaya kita.

Puisi "Sajak Bagi Negaraku" karya Kriapur adalah karya sastra yang memadukan unsur-unsur alam, sejarah, dan emosi manusia untuk menyampaikan pesan nasionalisme dan persatuan. Puisi ini menggambarkan perasaan cinta dan kesetiaan terhadap Indonesia dan merayakan kekayaan alam dan budaya negara tersebut.

Puisi: Sajak Bagi Negaraku
Puisi: Sajak bagi Negaraku
Karya: Kriapur

Biodata Kriapur:
  • Kriapur (akronim dari Kristianto Agus Purnomo) lahir pada tahun 1959 di Solo.
  • Kriapur meninggal dunia pada tanggal 17 Februari 1987 dalam sebuah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Batang, Pekalongan, Jawa tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.