Puisi: Ibu (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Ibu" karya Wiji Thukul menggambarkan pengabdian seorang anak kepada ibunya dan pertanyaan filosofis tentang makna hidup, nilai-nilai ....
Ibu


jika kau menagih baktiku
itu sudah kupersembahkan ibu
waktu hidup yang tak kubiarkan beku
itulah tanda baktiku kepadamu

gula dan teh memang belum kuberikan
tetapi nilai hidup adakah di dalam nasi semata

apakah anak adalah tabungan
bisa sesuka hati dipecah kapan saja
apakah kelahiran cuma urusan untung dan laba
tumpukan budi yang harus dibayar segera

jalan mana harus ditempuh anak
juga bukan yang bisa dan sudah dipilih
oleh yang berjalan itu sendiri?

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Ibu" karya Wiji Thukul adalah karya sastra yang menggambarkan hubungan antara seorang anak dan ibunya, serta pertanyaan filosofis tentang nilai hidup, pengorbanan, dan peran anak dalam keluarga. Puisi ini merangkum pengabdian seorang anak kepada ibunya dan pertimbangan filosofis tentang makna hidup.

Pengabdian Anak kepada Ibu: Puisi ini menggambarkan pengabdian seorang anak kepada ibunya. Penyair menyatakan bahwa jika ibunya menagih baktinya, ia telah memberikan waktu hidupnya yang tidak disia-siakan kepada ibunya. Ini menggambarkan sejauh mana seorang anak siap memberikan penghargaan kepada ibunya atas pengorbanannya.

Makna Sejati dalam Kehidupan: Puisi ini mengajukan pertanyaan filosofis tentang makna sejati dalam hidup. Penyair menyatakan bahwa gula, teh, atau harta benda tidak begitu penting. Yang lebih berharga adalah "nilai hidup" yang terkandung dalam nasi. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana nilai-nilai dasar seperti kebahagiaan, kasih sayang, dan hubungan manusiawi yang dalam memiliki peran yang lebih besar dalam hidup daripada materi.

Pertanyaan tentang Peran Anak: Puisi ini menggambarkan pertanyaan tentang peran anak dalam keluarga dan masyarakat. Penyair bertanya apakah anak adalah "tabungan" yang dapat diperdagangkan atau dipakai kapan saja. Ini menciptakan gambaran tentang pertentangan antara ekspektasi masyarakat terhadap anak dan kebebasan anak untuk memilih jalan hidupnya sendiri.

Pilihan Hidup: Penyair juga menggambarkan pertanyaan tentang bagaimana anak memilih jalan hidupnya. Ia menyatakan bahwa jalan hidup tidak selalu ditentukan oleh orang lain. Ini menciptakan gambaran tentang pentingnya kebebasan dan tanggung jawab dalam membuat keputusan tentang arah hidup.

Puisi "Ibu" adalah karya sastra yang menggambarkan pengabdian seorang anak kepada ibunya dan pertanyaan filosofis tentang makna hidup, nilai-nilai sejati, dan peran anak dalam keluarga. Wiji Thukul menggunakan puisi ini untuk merenungkan hubungan manusiawi, pengorbanan, dan pertimbangan tentang bagaimana kita menilai hidup kita. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai yang sebenarnya berharga dalam kehidupan dan pentingnya kebebasan dalam membuat pilihan hidup.

Puisi: Ibu
Puisi: Ibu
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.