Puisi: Sembahyang Malam (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Sembahyang Malam" karya Ajip Rosidi menghadirkan gambaran tentang keheningan alam semesta dan makna spiritualitas melalui ekspresi air mata ...
Sembahyang Malam

Alam semesta
Hening menggenang

Air mata yang deras mengalir
bersumber pada kalbu-Mu.

Sumber: Sajak-Sajak Anak Matahari (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Sembahyang Malam" karya Ajip Rosidi menghadirkan gambaran tentang heningnya alam semesta dan makna spiritualitas yang mendalam melalui penggambaran air mata yang mengalir sebagai ekspresi hati yang terhubung dengan keagungan Tuhan.

Kesunyian Alam Semesta: Dalam puisi ini, Ajip Rosidi mengekspresikan kesunyian alam semesta yang menggenang. Gambaran kesunyian ini menciptakan suasana yang hening dan memusatkan perhatian pada momen spiritual yang mendalam.

Air Mata sebagai Simbol: Air mata yang mengalir menjadi simbol dari ekspresi batin yang dalam dan intens. Air mata dipahami sebagai ekspresi dari perasaan yang mendalam, termasuk kehormatan, kerendahan hati, atau rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan.

Hubungan dengan Tuhan: Penggunaan air mata sebagai gambaran ekspresi batin yang berkaitan dengan Tuhan menggambarkan hubungan yang intim antara manusia dengan Sang Pencipta. Air mata yang mengalir diyakini berasal dari kedalaman hati yang meresapi keagungan dan kebesaran Tuhan.

Spiritualitas dan Keheningan: Puisi ini juga menyoroti dimensi spiritualitas dalam keheningan alam semesta. Melalui penghayatan keheningan, seseorang dapat merenungkan makna keberadaan dan menyelami kedalaman spiritualitasnya, serta mengalirkan perasaannya kepada Sang Khalik.

Keseluruhan: Dengan simpulan yang sederhana namun kuat, Ajip Rosidi mengajak pembaca untuk merenungkan makna spiritualitas dalam kesunyian alam semesta dan menemukan kebesaran Tuhan dalam setiap ekspresi batin, seperti air mata yang mengalir sebagai sembahyang malam.

Puisi "Sembahyang Malam" karya Ajip Rosidi menghadirkan gambaran tentang keheningan alam semesta dan makna spiritualitas melalui ekspresi air mata yang mengalir sebagai bentuk sembahyang malam yang mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kebesaran Tuhan dalam kesunyian dan menyelami kedalaman spiritualitas melalui ekspresi batin yang mendalam.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Sembahyang Malam
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.