Puisi: Tentang Maut (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Tentang Maut" karya Ajip Rosidi adalah serangkai puisi pendek yang menggambarkan tema kematian dari berbagai sudut pandang. Puisi-puisi ini ...
Tentang Maut (1)

Kulihat manusia lahir, hidup, lalu mati
Menerima atau menolak, tak peduli
Dengan tangan dingin namun pasti
Sang Maut datang dan tiap hidup ia akhiri.

Kuperhatikan perempuan sedang mengandung
Wajahnya riang, mimpinya menimang si jabang
Namun kulihat Sang Maut aman berlindung
Dalam rahim sang ibu ia bersarang.

Kuperhatikan bayi lahir
Dan pertama kali udara dia hirup
Dalam tangisnya kudengar Sang Maut menyindir:
"Jangan nangis, kelak pun hidupmu kututup".

Tentang Maut (2)

Yang kukandung sejak hidup kumulai
Takkan kutolak, meski ia kubenci
Tapi kalau hidupku nak dikunci
Datang Tuhan menawari:
"Sukakah kau hidup semenit lagi?"
Kujawab pasti: "Suka sekali!"

Tentang Maut (3)

Seperti gelap bagi kanak-kanak, pernah pada Maut aku ngeri
Karena tak berketentuan, bisa nyergap sesuka hati
Membayangi langkah, mengintip menanti saat
Dan bagi kesadaran jadi beban paling berat.
Kupertentangkan ia dengan Hidup yang seolah 'kan dia rebut
Kupilih pihak: Karena pada siksa neraka aku takut;
Namun kini tiada lagi, karena selalu kudapati
Napasnya menghembus dalam tiap hidup yang fana ini.

1960

Sumber: Jeram (1970)

Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Maut" karya Ajip Rosidi adalah serangkai puisi pendek yang menggambarkan tema kematian dari berbagai sudut pandang. Puisi-puisi ini mengeksplorasi kenyataan bahwa kematian adalah bagian tak terpisahkan dari siklus kehidupan dan bagaimana manusia harus menghadapinya dengan bijak.

Maut sebagai Bagian Tak Terpisahkan dari Kehidupan: Di bagianpertama, Ajip Rosidi menyampaikan bahwa kematian adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Setiap manusia lahir, hidup, dan pada akhirnya mati. Maut tidak memihak siapa pun, dan tidak peduli apakah seseorang menerima atau menolaknya. Sang Maut akan datang dengan tangan dingin namun pasti, mengakhiri setiap perjalanan hidup.

Kematian dalam Saat-Saat Kehidupan yang Penting: Puisi bagian kedua menggambarkan kematian hadir bahkan dalam saat-saat penting kehidupan manusia. Ketika seorang perempuan mengandung, dengan harapan besar mengenai kehadiran jabang bayi, Maut diam-diam bersembunyi dalam rahim ibu. Hal ini menggambarkan betapa kematian adalah sesuatu yang melekat dan tak terduga, bahkan dalam momen kehidupan yang penuh harapan.

Penghadapan terhadap Kematian: Di bagian ketiga, penyair merenungkan tentang kematian dan bagaimana ia pernah merasa takut padanya. Kematian dianggap sebagai sesuatu yang tidak pasti dan menakutkan, yang selalu mengintip dan menunggu saat yang tepat untuk datang. Penyair menekankan pertentangannya terhadap kematian dan pilihannya untuk takut pada siksa neraka. Namun, dia menyadari bahwa napas Sang Maut selalu menghembus dalam setiap hidup fana ini, mengisyaratkan bahwa kematian adalah akhir yang pasti bagi semua kehidupan.

Refleksi tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan dan menghadapi kenyataan kematian. Kematian dipandang sebagai sesuatu yang tak terelakkan dan harus diterima dengan bijak. Pemahaman tentang kematian membantu menghargai setiap momen dalam hidup dan menyadari betapa rapuh dan berharganya keberadaan manusia.

Puisi "Tentang Maut" karya Ajip Rosidi adalah serangkai puisi yang menggambarkan tema kematian dengan pendekatan filosofis dan reflektif. Puisi ini mengingatkan kita bahwa kematian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan mengajak kita untuk merenungkan makna hidup dan menghadapi kenyataan kematian dengan bijak. Puisi ini menggambarkan betapa pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup dan menjalani kehidupan dengan kesadaran akan ketidakkekalan hidup fana ini.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Tentang Maut
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.