Puisi: Petualang (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Petualang" karya W.S. Rendra menggambarkan perasaan seorang petualang yang menjalani kehidupan yang penuh perjuangan dan nostalgia.
Petualang


Diserahkannya rindunya pada tali-tali gitar
hatinya tidak lagi di badannya.

Tanah ibu yang jadi asing kecuali dirindu
terbaring antara dua sisi:
istirah dirajai lesu merampas sisa umurnya
dan menggenggam tuju membusuk di dada
ke daerah yang menutup pintu sebelum membuka.

Sebab keyakinan ada arti pada diri
dicobanya berulang kali
berpaling dari hasrat tarik diri.

Dalam alir darahnya mengalir sumpah petualang:
berkubur di lautan apa rimba tak terduga.

Ditatapnya nyalang mula tuju
katupan pintu.
Menatap juga ia kaki belum kuasa dilangkahkan.

Terbawa rindu tiap kelelahan meniduri diri
tanah ibu, sumur tua, mata adiknya
menjerit-jerit ia dalam kebisuan mulutnya
diserahkannya rindunya pada tali-tali gitar.


Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Petualang" karya W.S. Rendra menggambarkan perasaan seorang petualang yang menjalani kehidupan yang penuh perjuangan dan nostalgia. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti rindu, kehilangan, dan hasrat petualangan. Mari kita analisis lebih dalam tentang makna dan pesan yang terkandung dalam puisi ini:

Kehilangan Identitas: Puisi ini membuka dengan deskripsi seorang petualang yang telah kehilangan dirinya sendiri. Kata-kata "hatinya tidak lagi di badannya" menggambarkan perasaan kehilangan diri, di mana petualang telah menyerahkan rindunya pada tali-tali gitar, sehingga ia merasa tidak lengkap tanpa musik dan petualangan.

Nostalgia dan Kehilangan Tanah Air: Puisi ini menciptakan gambaran tentang kerinduan petualang pada tanah airnya ("Tanah ibu yang jadi asing kecuali dirindu"). Ini mencerminkan hasrat untuk kembali ke akar dan identitas asal, tetapi juga menyadari bahwa petualangan telah mengubahnya, membuatnya merasa asing di tanah airnya sendiri.

Konflik Dalam Dirinya: Puisi ini menggambarkan konflik dalam diri petualang antara dorongan untuk menjalani kehidupan yang penuh petualangan dan hasrat untuk kembali ke rumah dan mengenang kenangan masa lalu. Hasrat ini tercermin dalam kata-kata "berpaling dari hasrat tarik diri," yang menunjukkan konflik batin yang dialaminya.

Hasrat Untuk Melanjutkan Perjalanan: Meskipun ada kerinduan pada tanah air dan kenangan masa lalu, petualang dalam puisi ini memiliki hasrat kuat untuk melanjutkan perjalanan. Ia telah bersumpah untuk menjelajah lautan dan hutan yang tak terduga. Ini mencerminkan semangat petualang yang tidak dapat dipadamkan.

Nostalgia pada Kenangan: Puisi ini menunjukkan bahwa petualang masih merindukan kenangan-kenangan masa lalu seperti "tanah ibu, sumur tua, mata adiknya." Ini menciptakan gambaran tentang kenangan-kenangan yang kuat dalam pikiran petualang, meskipun ia berada di tempat-tempat jauh.

Nada Keputusasaan: Meskipun ada semangat petualangan, puisi ini juga mengandung nada keputusasaan. Petualang terjebak antara keinginan untuk pergi dan keinginan untuk kembali. Ia merasa terluka oleh perasaan tersebut, yang tercermin dalam kata-kata "kaki belum kuasa dilangkahkan."

Musik Sebagai Penghibur: Musik, dalam hal ini tali-tali gitar, dijadikan penghibur bagi petualang. Musik adalah pelarian dari perasaan yang rumit dan rindu yang dipeluknya. Ini menggambarkan peran seni dalam mengatasi kesulitan dan emosi.

Puisi "Petualang" menciptakan gambaran kompleks tentang perasaan seorang petualang. Ini menggambarkan konflik batin, rindu, dan semangat untuk menjelajah dunia. Puisi ini juga menyoroti bagaimana musik dapat menjadi pelarian dari perasaan yang rumit. Keseluruhan, puisi ini menggambarkan kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan perasaan yang bercampur aduk.
Puisi W.S. Rendra
Puisi: Petualang
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.