Puisi: Tentang Sersan Nurcholis (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Tentang Sersan Nurcholis" karya Taufiq Ismail menggambarkan penghargaan dan pengingatan terhadap seorang sersan yang telah kehilangan kakinya.
Tentang Sersan Nurcholis

Seorang Sersan
Kakinya hilang
Sepuluh tahun yang lalu

Setiap siang
Terdengan siulnya
Di bengkel arloji

Sekali datang
Teman-temannya
Sudah orang resmi

Dengan senyum ditolaknya
Kartu anggota
Bekas pejuang

Sersan Nurcholis
Kakinya hilang
Di jaman Revolusi

Setiap siang
Terdengan siulnya
Di bengkel aroloji.

1958

Sumber: Sajak Ladang Jagung (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Sersan Nurcholis" karya Taufiq Ismail adalah karya sastra yang menggambarkan penghargaan dan pengingatan terhadap seorang sersan yang telah kehilangan kakinya selama masa Revolusi Indonesia.

Pahlawan yang Terlupakan: Puisi ini membuka dengan penggambaran seorang sersan yang kehilangan kakinya sepuluh tahun yang lalu selama masa Revolusi. Ini adalah penghormatan kepada pahlawan yang mungkin telah terlupakan oleh banyak orang, tetapi masih tetap memiliki tempat dalam ingatan penyair.

Pengorbanan dan Penghargaan: Meskipun kehilangan kakinya dalam pertempuran, Sersan Nurcholis terus hidup dan setiap siang terdengar siulnya di bengkel arloji. Ini menciptakan gambaran pengorbanan dan dedikasi seorang pejuang yang tidak hanya mengingat masa lalu, tetapi juga terus berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari meskipun dalam keterbatasannya.

Kehilangan dalam Perjuangan: Penggunaan kata "kakinya hilang" adalah gambaran fisik dari pengorbanan yang diberikan oleh banyak pejuang selama masa perjuangan. Mereka mungkin kehilangan anggota tubuh mereka, tetapi semangat perjuangan mereka terus hidup.

Penolakan Kartu Anggota: Teman-teman Sersan Nurcholis yang sudah menjadi "orang resmi" mungkin mengusahakan untuk memberikannya kartu anggota sebagai bentuk pengakuan atas perjuangannya, tetapi Sersan Nurcholis menolaknya dengan senyum. Ini mungkin menggambarkan bahwa penghargaan formal tidak dapat mengukur atau menggantikan pengorbanan sejati.

Pernyataan Identitas: Sersan Nurcholis tetap mengidentifikasi dirinya sebagai "bekas pejuang," menunjukkan bahwa dia tidak pernah melupakan peran pentingnya dalam perjuangan nasional.

Pesan Kesederhanaan: Puisi ini menggambarkan sosok Sersan Nurcholis yang sederhana dan tetap setia pada prinsip-prinsip perjuangan, tidak peduli betapa besarnya penghargaan formal yang mungkin diberikan padanya. Ini mungkin merupakan pesan tentang kejujuran, kesetiaan, dan kesederhanaan.

Puisi "Tentang Sersan Nurcholis" adalah sebuah penghargaan terhadap pejuang yang telah mengorbankan begitu banyak untuk kemerdekaan. Ini mengingatkan kita bahwa kehormatan dan penghargaan sejati terletak dalam pengorbanan sejati dan kesetiaan terhadap nilai-nilai perjuangan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Tentang Sersan Nurcholis
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.