Puisi: Gereja St. Antonius, Solo (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Gereja St. Antonius, Solo" karya W.S. Rendra menggambarkan momen keagungan dan keterhubungan spiritual di hadapan Tuhan, menciptakan ...
Gereja St. Antonius, Solo


Burung Dara Rohul kudus
terbang di tingkap bundar.
Di atas altar.

Ya, Bapa.
Ketika orgel berbunyi
tampak wajah-Mu
di dalam cahaya.
Dan di lantai:
Wajahku yang dina.

Ya, Bapa,
kulihat wajah-Mu
kulihat wajahku
ketika orgel berbunyi
dan dosa bersuara
Burung Dara Rohul kudus
terbang di tingkap bundar
di atas altar.

Ya, Bapa.
Ketika Kau jamah dahiku
gemetarlah aku.


Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Gereja St. Antonius, Solo" karya W.S. Rendra membawa pembaca ke dalam suasana keagamaan dan spiritual yang penuh makna. Dengan menggambarkan pengalaman di gereja, puisi ini menciptakan gambaran yang puitis dan mendalam.

Simbolisme Gereja: Gereja St. Antonius di Solo menjadi latar tempat untuk mengungkapkan pengalaman spiritual penyair. Gereja seringkali dianggap sebagai tempat suci dan kerohanian, dan dalam konteks puisi ini, gereja menjadi panggung bagi pertemuan antara manusia dan yang Ilahi.

Burung Dara Rohul Kudus: Burung Dara Rohul Kudus menjadi simbol kehadiran rohaniah yang suci dan kudus. Terbang di tingkap bundar di atas altar, burung ini menciptakan citra kehadiran ilahi yang hadir dalam tempat ibadah.

Penggunaan Kata "Bapa": Pemilihan kata "Bapa" untuk merujuk kepada Tuhan menciptakan nuansa keakraban dan hubungan ayah-anak dalam dimensi spiritual. Pemakaian kata ini juga menggambarkan penghormatan dan ketaatan penyair terhadap keilahian.

Orgel sebagai Medium Rohani: Orgel yang berbunyi menjadi medium pengalaman spiritual. Ketika orgel berbunyi, tampak wajah Tuhan di dalam cahaya. Ini menggambarkan momen kehadiran ilahi yang dirasakan melalui unsur musik dan keagungan cahaya di gereja.

Dualitas Wajah Tuhan dan Wajah Diri Sendiri: Pada saat orgel berbunyi, penyair mengalami momen ketika ia melihat wajah Tuhan dan wajahnya sendiri. Dualitas ini menciptakan kontras antara kesucian Tuhan dan keterbatasan manusia. Pada saat yang sama, wajah dosa bersuara, menggarisbawahi ketidaksempurnaan manusia.

Penderitaan dan Gemetar: Penggunaan kata "gemetarlah aku" setelah Tuhan menyentuh dahiku menciptakan nuansa penderitaan atau ketakutan di hadapan keagungan ilahi. Ini mencerminkan rasa keterkejutan dan kewibawaan Tuhan yang dirasakan oleh penyair.

Ritme dan Struktur Puisi: Puisi ini memiliki ritme yang mengalir seperti irama doa, menciptakan suasana meditasi dan kontemplasi. Struktur puisi yang rapi dan ringkas menciptakan kepadatan makna dan mendalam.

Puisi "Gereja St. Antonius, Solo" karya W.S. Rendra adalah pengalaman rohaniah yang mendalam dan puitis di dalam gereja. Melalui simbolisme, ritme, dan struktur yang terkendali, penyair berhasil menggambarkan momen keagungan dan keterhubungan spiritual di hadapan Tuhan, menciptakan pengalaman yang mendalam bagi pembaca.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Gereja St. Antonius, Solo
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.