Puisi: Hutan Bogor (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Hutan Bogor" karya W.S. Rendra mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam, kekuatan dan kerapuhannya, serta ....
Hutan Bogor


Badai turun
di dalam hutan.
Badai turun
di dalam sajak-sajakku.
Selalu, sayang,
aku terkenang kepadamu.

Sudah jam empat sore
hujan jatuh di hutan kenari.
Semula nampak manis
kemudian mendahsyatkan
Di dalam hujan, mendung dan petir
bumi pun nampak fana.
Tak ada yang abadi.

Buruk dan basah
jenggot pohonan,
lumut-lumut di dahan, benalu dan paku-paku.
Aku berpikir
betulkah aku tidak menipumu?

Di dalam hujan
bumi dan sajak
terasa fana.
Berhadapan dengan maut
dengan malu
telanjanglah kita.

Menggapailah tangan-tangan kita
bagai dahan-dahan pohonan
dan beriaklah suara-suara
dalam perkelahian yang fana.
Tapi dengan dahsyat
dahan-dahan tetap menggapai.
Yang penting
bukanlah kekalahan atau pun kemenangan
tapi bahwa tangan-tangan telah dikepalkan
biarpun kecapaian.

Badai turun
di dalam hutan.
Badai turun
di dalam sajak-sajakku.


Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972)

Analisis Puisi:
Puisi "Hutan Bogor" karya W.S. Rendra adalah karya sastra yang sarat dengan makna dan imaji.

Gambaran Alam: Puisi ini memulai dengan gambaran hujan dan badai yang turun di dalam hutan. Gambaran alam ini memberikan kesan awal puisi dan menciptakan atmosfer yang kuat. Hutan Bogor menjadi latar belakang yang kaya imajinasi, dengan elemen-elemen seperti pohon, lumut, benalu, dan paku yang dijelaskan secara visual.

Perasaan Terhadap Sajak: Penyair menyebut badai turun "di dalam sajak-sajakku," menggambarkan perasaan intensitas dan emosi yang meluap dalam puisi ini. Ada perasaan yang kuat terhadap sajak dan makna yang terkandung di dalamnya.

Sentimen Terhadap Alam: Puisi ini mengandung refleksi tentang hubungan manusia dengan alam. Hujan, badai, dan kefanaan bumi menjadi simbol alam yang indah namun juga penuh kekuatan. Ada perasaan kagum terhadap alam, tetapi juga kesadaran akan kerentanannya.

Pertimbangan Terhadap Kekalahan dan Kemenangan: Penyair mencerminkan pemikiran tentang kemenangan dan kekalahan dalam hidup. Ini tidak hanya berlaku untuk manusia, tetapi juga untuk alam. Pohon-pohon di hutan mungkin rontok dalam badai, tetapi mereka tetap menggapai. Ini adalah simbol perjuangan yang tak kenal lelah meskipun dalam menghadapi tantangan.

Kematian dan Kehidupan: Puisi ini menyentuh tema kematian secara halus melalui gambaran hujan, badai, dan kefanaan bumi. Namun, ada juga pernyataan bahwa "tangan-tangan telah dikepalkan," yang menggambarkan semangat perjuangan dan kehidupan yang tetap berlanjut.

Bahasa dan Gaya Penulisan: W.S. Rendra menggunakan bahasa yang sederhana tetapi kuat dalam puisi ini. Imaji yang digunakan dalam puisi ini sangat visual dan menggugah imajinasi pembaca. Gaya penyair dalam mengekspresikan pemikiran dan perasaan melalui kata-kata adalah salah satu kekuatan utama dalam puisi ini.

Keterhubungan Manusia dan Alam: Puisi ini menyoroti hubungan manusia dengan alam dan betapa kita, meskipun seringkali merasa terpisah, sebenarnya sangat terkait dengan alam dan siklusnya. Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita memengaruhi dan dipengaruhi oleh alam.

Puisi "Hutan Bogor" adalah sebuah karya sastra yang menggugah dan mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam, kekuatan dan kerapuhannya, serta perjuangan dalam menghadapi tantangan. Dalam penggambaran alam yang indah dan penuh kekuatan, puisi ini menghadirkan pesan-pesan filosofis yang dalam.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Hutan Bogor
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.