Puisi: Mata Air (Karya Joko Pinurbo)

Puisi: Mata Air Karya: Joko Pinurbo
Mata Air


Di musim kemarau semua sumber air di desa itu mengering.
Perempuan-perempuan legam berbondong-bondong menggendong gentong
menuju sebuah sendang di bawah pohon beringin di celah bebukitan.
Tawa mereka yang renyah menggema nyaring di dinding-dinding tebing,
pecah di padang-padang gersang.

Setelah berjalan lima kilometer jauhnya, mereka pun sampai di mata air
yang tak pernah mati itu. Mereka ramai-ramai menuai air membuncah-buncah,
menuai air mata yang mereka tanam di ladang-ladang karang.

Bulan sering turun ke sendang itu, menemani gadis kecil
yang suka mandi sendirian di situ. Langit sangat bahagia
tapi belum ingin meneteskan air mata. Nanti, jika musim hujan tiba,
langit akan memandikan gadis kecil itu dengan air matanya.


2002

Analisis Puisi:
Beberapa hal yang menarik dari puisi "Mata Air" karya Joko Pinurbo adalah:
  1. Gambaran kekeringan: Puisi ini menggambarkan suasana kemarau yang melanda desa, di mana semua sumber air mengering. Ini menciptakan suasana yang kering dan tandus, menggambarkan kesulitan dan kebutuhan akan air dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Perjuangan perempuan: Puisi ini menyoroti perjuangan perempuan desa yang harus berjalan jauh dengan gentong untuk mencari air. Mereka datang ke mata air yang tidak pernah kering untuk mengumpulkan air yang begitu berharga bagi mereka.
  3. Makna air mata: Ada penggambaran simbolis tentang air mata dalam puisi ini. Air mata yang mereka tanam di ladang-ladang karang dapat diartikan sebagai pengorbanan, penderitaan, dan emosi yang melibatkan perempuan-perempuan ini. Kemudian, pada saat musim hujan tiba, langit akan "memandikan" gadis kecil dengan air matanya, menciptakan gambaran pembersihan dan harapan baru.
Puisi ini menyoroti pentingnya air sebagai sumber kehidupan dan menggambarkan kekuatan perempuan dalam menghadapi kesulitan. Melalui penggambaran simbolis dan gambaran alam, puisi ini menyampaikan pesan tentang harapan, ketahanan, dan kekuatan dalam menghadapi masa sulit.

Puisi: Mata Air
Puisi: Mata Air
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.