Puisi: Mulut (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Mulut" menyoroti kekuatan besar yang ada di balik mulut manusia, menekankan pentingnya kontrol, kesadaran, dan tanggung jawab atas ...
Mulut


Di mukamu ada sebuah rongga
Ada giginya ada lidahnya
Lewat rongga itu semua bisa
kau masukkan ke dalam perutmu

Lewat rongga itu semua bisa kau tumpahkan
Lewat rongga itu air liurmu bisa
meluncur sendiri.

Dari rongga itu
Orang bisa mencium bau apa saja
Dari wangi anggur hingga tai kuda.

Dari rongga itu
Mutiara atau sampah bisa masuk bisa keluar
Membuat langit cerah atau terbakar.

Dari rongga itu
mata air jernih bisa kau alirkan
Membawa kesejukan kemana-mana.

Dari rongga itu
Kau bisa menjulurkan lidah api
Membakar apa saja.

Dari rongga itu
Bisa kau perdengarkan merdu burung berkicau
Bisa kau perdengarkan suara bebek meracau.

Dari rongga itu
Madu lebah bisa mengucur
Bisa ular bisa menyembur.

Dari rongga itu
Laknat bisa kau tembakkan
pujian bisa kau hamburkan.

Dari rongga itu
Perang bisa kau canangkan
Perdamaian bisa kau ciptakan.

Dari rongga itu
Orang bisa sangat jelas melihat dirimu.

Rongga itu milikmu
Terserah
kau.


Sumber: Hijau Kelon dan Puisi 2002 (2002)

Analisis Puisi:
Puisi "Mulut" karya Mustofa Bisri merupakan karya yang menggambarkan kedalaman makna dari mulut, bukan hanya sebagai organ fisik, tetapi juga simbolisasi kekuatan komunikasi, kemampuan mengungkapkan, dan dampak yang dihasilkan.

Simbolisme Mulut: Mulut di dalam puisi diibaratkan sebagai alat komunikasi yang kuat. Ia memiliki kemampuan untuk mengonsumsi atau menampung, menghasilkan atau mengeluarkan sesuatu. Ini bukan hanya tentang fungsi fisiknya tetapi juga kemampuan simbolisnya dalam menghasilkan kata-kata dan tindakan.

Kekuatan Mulut: Puisi ini menegaskan kekuatan mulut yang luar biasa. Mulut tidak hanya dapat memproyeksikan suara, tetapi juga mampu membawa konsekuensi besar, baik berupa kata-kata yang membangun maupun merusak.

Peran Penyaringan dan Ekspresi: Mulut menjadi alat penyaring, memungkinkan orang untuk mengalami dunia melalui indra penciuman, melalui apa yang dikatakan dan dilakukan. Ia mencerminkan kekuatan untuk mengontrol kata-kata dan tindakan.

Kedalaman dan Dualitas: Mulut diwakili sebagai ruang keberagaman dan dualitas. Dari mulut ini, segala sesuatu dapat diproduksi atau dihancurkan, dari yang indah hingga yang merusak.

Kendali dan Tanggung Jawab: Puisi menekankan tanggung jawab yang melekat pada penggunaan mulut. Hal ini menggarisbawahi pentingnya memperhatikan kata-kata dan tindakan yang diucapkan, karena dampaknya dapat sangat besar.

Akhir yang Terbuka: Di bait terakhir, penekanan diberikan pada pemilik mulut yang memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka akan menggunakan kemampuan berbicara dan berkomunikasi.

Puisi "Mulut" secara keseluruhan menyoroti kekuatan besar yang ada di balik mulut manusia, menekankan pentingnya kontrol, kesadaran, dan tanggung jawab atas kata-kata dan tindakan yang diucapkan dan dihasilkan melalui mulut.

Mustofa Bisri
Puisi: Mulut
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.