Puisi: Secarik Kertas (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Secarik Kertas" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan kompleksitas dalam hubungan dan dinamika antara ingatan dan kelupaan.
Secarik Kertas

Simpan secarik kertas ini agar kau selalu ingat padaku.
Tapi tampaknya ia malah selalu ingat padamu dan tak
pernah mau berbicara baik-baik padaku.

Simpan saja aku baik-baik kalau begitu agar kertas itu
mau mengucapkan sesuatu padamu tentang aku - selalu.
Meskipun kau tak ingat lagi apa yang tertulis di situ.

Sumber: Melipat Jarak (2015)

Analisis Puisi:
Puisi "Secarik Kertas" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan kompleksitas dalam hubungan dan dinamika antara ingatan dan kelupaan. Dengan menggunakan bahasa sederhana, Sapardi menghadirkan meditasi tentang ingatan, hubungan personal, dan keabadian.

Sentimen Nostalgia dan Ingatan: Puisi dimulai dengan instruksi untuk menyimpan secarik kertas, yang kemudian diharapkan dapat menjaga ingatan tentang penulisnya. Instruksi tersebut mengandung sentimen nostalgia dan keinginan untuk tetap dikenang dalam ingatan orang lain.

Ketidaksempurnaan Komunikasi: Meskipun secarik kertas tersebut disimpan untuk mengingatkan pembaca pada penulisnya, puisi mengeksplorasi ironi bahwa kertas tersebut justru lebih sering mengingatkan pembaca pada dirinya sendiri. Hal ini mencerminkan ketidaksempurnaan dalam komunikasi antarmanusia dan kompleksitas hubungan interpersonal.

Kehadiran yang Abadi: Dalam ketidakpastian hubungan dan ingatan manusia, ada kehadiran yang abadi dalam puisi tersebut. Meskipun penulis mungkin dilupakan atau tidak diingat secara spesifik, keberadaannya masih terwujud dalam kertas tersebut, yang senantiasa berbicara dan mengingatkan.

Dinamika Kelupaan dan Kehadiran Abadi: Puisi menyoroti dinamika antara kelupaan dan kehadiran abadi. Meskipun penulis mungkin terlupakan, keberadaannya tetap terjaga melalui kertas tersebut, bahkan jika isinya sudah tidak diingat lagi oleh pembaca. Ini menekankan bahwa keberadaan seseorang tidak selalu tergantung pada ingatan manusia.

Keluhuran Bahasa dan Kesederhanaan: Sapardi Djoko Damono menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat dengan makna dalam puisi ini. Penyair mempersembahkan sebuah refleksi yang mendalam tentang kompleksitas hubungan manusia dalam kata-kata yang singkat dan padat.

Melalui "Secarik Kertas", Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk merenung tentang alam ingatan, kelupaan, dan keabadian dalam hubungan manusia. Puisi ini menjadi sebuah cerminan tentang kompleksitas dalam hubungan interpersonal dan keabadian dalam ingatan, bahkan jika hanya melalui secarik kertas.


Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Secarik Kertas
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.