Puisi: Kisah Saudagar dan Burung Beo (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Kisah Saudagar dan Burung Beo" karya Taufiq Ismail menggambarkan sebuah cerita yang penuh dengan ironi, kecerdasan, dan makna yang dalam.
Kisah Saudagar dan Burung Beo
(berdasarkan kisah-kisah hewan dari Masnawi, karya Jalaluddin Rumi)

Tersebutlah kisah seorang saudagar
Yang akan berangkat ke tanah Hindustan
Dia berdiri di depan sebuah sangkar
Berisi seekor beo, burung peliharaan

Maka berkatalah saudagar itu
"Hai beo, aku akan pergi ke tanah Hindustan
Apakah untuk teman-temanmu di situ
Engkau akan menyampaikan amanat atau pesan?"

Maka menjawablah beo yang terkungkung di sangkar besi
"Sampaikan pada rakyat beo di tanah Hindustan
Bahwa makanku cukup, rumahku juga arsitektur masa kini
Tapi aku terkurung dan tak bisa terbang lagi."

Maka berangkatlah saudagar ke tanah Hindustan
Dan ketika bertemu kawanan burung beo bebas di taman
Dia sampaikan ucapan sang beo peliharaan
Persis seperti yang dia pesankan

Kawanan beo Hindustan mendengarkan dengan teliti
Penderitaan sejawatnya yang terkurung di sangkar besi
Tiba-tiba, seekor di antara mereka tersungkur lalu mati
Karena terkejut mendengar kabar dari Farsi

Luar biasa marah saudagar pada beonya
Yang mengakibatkan matinya beo Hindustan
Karena menyampaikan itu pesan
Begitu tiba di Farsi, beonya itu dia marahi

"Beo yang tidak tahu di untung!
Temanmu mati mendadak, mungkin kena serangan jantung!"
Beo yang dimarahi jadi lemas termenung-menung
Tiba-tiba dia jatuh tak bergerak, mukanya murung

Saudagar itu jadi sedih dan menyesal
Beo yang bijak sekarang sudah meninggal
Padahal sangkarnya diimpor dan harga beo itu mahal
Dipungutnya burung itu dan dilempar ke luar

Tiba-tiba sang beo mati hidup kembali
Dia memang cerdik dan terbanglah di udara menari-nari
"Tuan saudagar, saya berhasil melaksanakan
Isyarat dari sahabat saya beo Hindustan."

"Itu cerita yang tuan sampaikan pada saya tadi
Adalah instruksi saya mesti tiru teman yang pura-pura mati
Saya menggeletak tak berkutik, itu namanya taktik
Saya terbang dan menari, itu namanya strategi."

1977

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Kisah Saudagar dan Burung Beo" karya Taufiq Ismail menggambarkan sebuah cerita yang penuh dengan ironi, kecerdasan, dan makna yang dalam.

Motif Perjalanan dan Komunikasi: Puisi ini dimulai dengan penggambaran seorang saudagar yang akan melakukan perjalanan ke tanah Hindustan. Saat dia berhadapan dengan burung beo, terjadi dialog yang mengeksplorasi tema komunikasi antara manusia dan hewan.

Ironi dalam Komunikasi: Ketika saudagar bertanya kepada burung beo apakah ada pesan untuk teman-temannya di tanah Hindustan, burung beo yang terkurung menjawab dengan ironi. Burung beo mengungkapkan bahwa kebutuhan fisiknya tercukupi, tetapi kebebasannya terkurung.

Ironi dan Dampak Tak Terduga: Saudagar menyampaikan pesan burung beo kepada kawanan beo di Hindustan, yang secara tidak sengaja mengakibatkan kematian satu di antara mereka. Ironi terletak pada kenyataan bahwa saudagar ingin menyampaikan kebebasan burung beo kepada teman-temannya, tetapi hal itu malah berujung pada kematian.

Kecerdikan Burung Beo: Burung beo yang terkurung menunjukkan kecerdikan dan strategi yang tinggi dengan pura-pura mati saat dimarahi oleh saudagar. Tindakan ini mengilustrasikan kebijaksanaan burung dalam menghadapi situasi yang sulit.

Pembelajaran dan Penyesalan: Saudagar mengalami penyesalan atas tindakannya yang mengakibatkan kematian burung beo. Ini menggambarkan bahwa tindakan impulsif dan kurangnya pemahaman terhadap situasi dapat berdampak buruk dan menyesatkan.

Makna Filosofis: Puisi ini mengandung makna filosofis tentang kebebasan, komunikasi, dan konsekuensi dari tindakan manusia. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari setiap tindakan dan pentingnya memahami konteks dan implikasi dari komunikasi.

Puisi "Kisah Saudagar dan Burung Beo" adalah kisah yang mengandung pelajaran moral dan filosofis yang dalam. Melalui narasi yang sederhana, Taufiq Ismail menyampaikan pesan tentang komunikasi, kebebasan, dan konsekuensi tindakan manusia. Ini adalah pengingat bagi pembaca untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan memahami dampak dari setiap tindakan yang diambil.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Kisah Saudagar dan Burung Beo
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.