Puisi: Maut (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Maut" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang mendalam dan penuh dengan simbolisme yang merangkum makna keberadaan dan peran ....
Maut

maut dilahirkan waktu fajar
ia hidup dari mata air,
itu sebabnya ia tak pernah
mengungkapkan seluk-beluk karat
yang telah mengajarinya bertarung
melawan hidup; ia juga takkan mau 
menjawab teka-teki senja-kala
yang telah mengnahbiskannya
menjadi penjaga gerbang itu

maut mencintai fajar
dan mata air, dengan tulus.

1991

Sumber: Hujan Bulan Juni (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Maut" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang mendalam dan penuh dengan simbolisme yang merangkum makna keberadaan dan peran kematian dalam kehidupan manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang konsep maut dan hubungannya dengan alam serta hidup.

Tema: Tema utama dalam puisi ini adalah kematian (maut) dan perannya dalam siklus alam dan kehidupan manusia. Puisi ini menjelaskan bahwa maut lahir pada saat fajar dan hidup dari mata air, menciptakan gambaran tentang kematian sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari alam semesta.

Pesan Sentral: Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah tentang keberadaan kematian sebagai bagian integral dari kehidupan dan alam. Puisi ini menggambarkan kematian sebagai sesuatu yang memiliki peran dan hubungan yang dalam dengan unsur-unsur alam, seperti mata air dan fajar.

Bahasa dan Gaya Sastra: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun memiliki makna yang dalam. Gaya sastranya sangat simbolis, menggunakan kata-kata untuk merangkai makna-makna yang lebih luas dan mendalam. Penempatan kata-kata dengan hati-hati menciptakan ritme dan aliran yang membantu membangun suasana dan makna.

Imaji dan Simbolisme:
  • "maut dilahirkan waktu fajar": Simbolisme fajar menciptakan awal yang baru dan cahaya yang menerangi kegelapan. Hal ini merujuk pada siklus alam dan kehidupan yang terus berlanjut.
  • "ia hidup dari mata air": Mata air sebagai simbol kehidupan dan sumber keberlanjutan. Kematian dihidupi oleh esensi kehidupan itu sendiri.
  • "melawan hidup; ia juga takkan mau menjawab teka-teki senja-kala": Kematian dianggap sebagai entitas yang melawan kehidupan dan mengejawantahkan misteri serta pertanyaan besar tentang alam semesta.
  • "menjadi penjaga gerbang itu": Simbolisme gerbang menggambarkan batas antara hidup dan kematian, menciptakan citra penjaga atau pelindung peralihan tersebut.
  • "maut mencintai fajar dan mata air, dengan tulus": Pernyataan ini mengindikasikan hubungan yang mendalam antara kematian dan elemen-elemen alam. Kematian didekati dengan tulus, menggambarkan sikap netral dan alamiah terhadap siklus kehidupan.
Struktur Puisi: Puisi ini terdiri dari dua bait dengan bahasa yang sederhana namun sarat makna. Setiap bait mengungkapkan aspek-aspek berbeda dari kematian dan memberikan lapisan makna yang lebih dalam.

Puisi "Maut" karya Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk merenung tentang peran dan keberadaan kematian dalam alam semesta dan kehidupan manusia. Melalui simbolisme dan bahasa yang kuat, puisi ini menciptakan gambaran kematian sebagai sesuatu yang hidup dan memiliki hubungan mendalam dengan alam. Puisi ini mengingatkan kita tentang pentingnya menerima kematian sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siklus kehidupan.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Maut
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.