Puisi: Penjaga Malam (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Penjaga Malam" karya Joko Pinurbo menggambarkan nuansa kesetiaan, kesunyian, dan ironi yang dialami oleh penjaga malam.
Penjaga Malam


Penjaga malam itu masih setia menjaga rumah besar
yang tak pernah dihuni pemiliknya.
Ia sangat mencintai rumah kosong itu,
bahkan merasa sudah menyatu dengan kesunyiannya.

Suatu malam ia berhasil menangkap seorang penjahat
yang berusaha masuk ke rumah itu tanpa seizinnya.
Ia tidak rela rumah itu diganggu karena, ya itu tadi,
ia merasa sudah menyatu dengan kesunyiannya.

Keesokan harinya penjaga malam itu tak kelihatan lagi
batang hidungnya. Ia sudah ditangkap polisi
karena telah menghajar pemilik rumah yang dijaganya.


2002

Sumber: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)

Analisis Puisi:
Puisi "Penjaga Malam" karya Joko Pinurbo adalah karya sastra yang menggambarkan seorang penjaga malam yang dengan setia menjaga sebuah rumah besar yang tak pernah dihuni oleh pemiliknya. Puisi ini menggambarkan nuansa kesetiaan, kesunyian, dan ironi yang dialami oleh penjaga malam.

Kesetiaan Penjaga Malam: Puisi ini memperlihatkan penjaga malam sebagai figur yang sangat setia. Meskipun rumah besar yang ia jaga tidak pernah dihuni, ia terus menjaga dan mencintainya. Kesetiaan ini menciptakan perasaan simpati terhadap karakter penjaga malam.

Kesunyian Rumah: Rumah besar yang dijaga oleh penjaga malam digambarkan sebagai tempat yang sangat sepi. Kesunyian ini menjadi tema penting dalam puisi, dan penjaga malam merasa sudah "menyatu dengan kesunyiannya." Ini mencerminkan bagaimana penjaga malam merasa nyaman dengan keheningan rumah tersebut.

Pertemuan dengan Penjahat: Puisi ini mencapai puncak ceritanya ketika penjaga malam berhasil menangkap seorang penjahat yang mencoba masuk tanpa izin ke rumah tersebut. Penjaga malam sangat melindungi rumah tersebut, dan ia mungkin melihatnya sebagai tugas suci untuk menjaga rumah yang tak pernah dihuni tersebut.

Kesunyian yang Diselingi Ironi: Puisi ini mencapai ironi ketika penjaga malam memutuskan untuk menghajar pemilik rumah yang dijaganya. Ini adalah momen yang mengejutkan, karena penjaga malam seharusnya menjaga rumah tersebut, bukan melukai pemiliknya. Ini adalah bagian yang menghadirkan nuansa ironi dalam puisi.

Kehilangan Penjaga Malam: Puisi ini berakhir dengan penjaga malam tidak terlihat lagi keesokan harinya, karena ia telah ditangkap oleh polisi karena tindak kekerasan terhadap pemilik rumah. Ini menggambarkan konsekuensi tindakannya yang berlebihan.

Ironi dan Kesunyian: Puisi ini menggabungkan unsur-unsur ironi dan kesunyian. Meskipun penjaga malam mencintai kesunyian rumah tersebut, ia berakhir dalam masalah karena tindak kekerasannya terhadap pemilik rumah. Ironi ini memberikan dimensi tambahan pada cerita dan menghadirkan pertanyaan tentang nilai sejati dari kesunyian dan kesetiaan.

Puisi "Penjaga Malam" adalah karya sastra yang menghadirkan gambaran tentang seorang penjaga malam yang setia dan kesunyian rumah yang dijaganya. Cerita ini menciptakan perasaan campuran antara simpati dan ironi di antara para pembaca.

Puisi
Puisi: Penjaga Malam
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.